Makan Sampai Di Bawah BMR
TikTok/sundayaromatics
Health

Mengurangi porsi makan secara ekstrem saat diet ternyata malah membuat berat badan jadi lebih mudah mengalami kenaikan. Lantas, apa saja penyebab dan bagaimana cara Shavira Agatha mengatasinya?

WowKeren - Dalam kondisi defisit kalori, seseorang akan membatasi asupan kalori harian sehingga tubuh membakar cadangan lemak yang disimpan. Semakin banyak defisit kalori, makin banyak lemak yang dibakar oleh tubuh. Anggapan ini membuat beberapa orang memilih untuk makan di bawah angka BMR atau basal metabolic rate. Padahal, BMR merupakan jumlah kalori minimum yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan aktivitas dasar seperti memompa jantung, pencernaan, hingga pernafasan.

"Kalori defisit itu memang makan lebih sedikit dari biasanya, tapi bukan berarti makan sampai di bawah BMR. Semakin lama makan dibawah BMR, bagaimana tubuh bisa survive?" ungkap Shavira. "Biasanya, yang dietnya mau turun secepat mungkin akan makan sampai di bawah BMR, makanya beratnya dalam satu minggu turun. Akhirnya, metabolismenya melambat. Nanti, ketika dia makan normal lagi, beratnya akan naik kembali seperti semula atau bahkan ditambah lagi 10-20 kilogram."

Menurut Shavira, makan di bawah BMR dalam jangka waktu cukup lama akan membuat tubuh menilai bahwa kalori yang masuk setiap hari adalah normal, bukan defisit lagi. Saat hal ini terjadi, berat badan akan mengalami stagnasi. Porsi makan yang sebelumnya termasuk normal pun jadi dinilai berlebihan oleh tubuh. Hal inilah yang membuat berat badan jadi lebih mudah naik pasca diet ekstrem meski porsi makannya termasuk normal.

(wk/yoan)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru