
Orang tua para member NewJeans atau NJZ akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi lonjakan laporan spekulatif dan misinformasi mengenai status kependudukan Hanni.
- Farida Amalia Dwi Yanti
- Kamis, 13 Februari 2025 - 06:41 WIB
WowKeren - Para member NewJeans kini sedang bersiap memulai aktivitas baru sebagai anggota NJZ. Namun, kebahagiaan Minji cs sedikit tergores karena isu liar yang menyebutkan bahwa Hanni berstatus imigran gelap usai masa berlaku visa E-6 habis.
Isu ini akhirnya ditanggapi oleh orang tua member NJZ pada 12 Februari. Mereka mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi lonjakan laporan spekulatif dan misinformasi mengenai status kependudukan Hanni.
Orang tua member mengklarifikasi bahwa Hanni telah memperoleh visa baru secara sah sejak 11 Februari. "Selama dua hari terakhir, banyak laporan spekulatif tentang status kependudukan Hanni telah dipublikasikan, dan informasi palsu telah tersebar," tutur mereka.
Kami ingin mengklarifikasi fakta. Hanni secara hukum memperoleh visa baru pada 11 Februari," imbuh orang tua member NJZ. Mereka juga membeberkan dipaksa untuk menandatangani formulir persetujuan yang mencantumkan ADOR sebagai agensinya.
"ADOR menekan Hanni dan orang tuanya dengan memaksanya menandatangani formulir persetujuan yang mencantumkan ADOR sebagai agensinya. Mereka bahkan mengirim email yang menyatakan bahwa jika dia tidak setuju, dia dapat digolongkan sebagai penduduk ilegal," sambung mereka.
"Dengan menggunakan isu visa yang sensitif sebagai daya ungkit, ADOR memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada Hanni dan orang tuanya," imbuh mereka. Orang tua member NJZ juga membahas tindakan lain ADOR yang sulit mereka pahami.
"Selain itu, mereka menyerahkan dokumen resmi yang memerlukan informasi pribadi dan tanda tangannya kepada otoritas terkait tanpa persetujuan, dan baru memberitahukannya setelahnya. Tindakan seperti itu sulit dipahami," kuak orang tua.
Orang tua member NJZ pun menyoroti bagaimana media juga ikut menyebarkan informasi salah soal Hanni. "Beberapa media telah secara tidak bertanggung jawab menggunakan istilah 'imigran ilegal' berdasarkan informasi yang tidak terverifikasi, menyebarkan rumor palsu, dan bahkan memicu keluhan yang tidak perlu," curhat orang tua.
Mereka menyebutkan hampir 70 artikel yang berisi laporan spekulatif tentang informasi pribadi, seperti jenis dan tanggal kedaluwarsa visa Hanni, telah dipublikasikan, yang mengakibatkan pelanggaran privasi yang serius dalam 2 hari terakhir.
"Kami sangat menyesalkan bahwa rincian rahasia tersebut, yang hanya dapat diakses oleh ADOR, telah disebarluaskan secara sembrono melalui media. Penggunaan atau kebocoran informasi pribadi yang tidak sah tidak bisa diterima, dan kegagalan media untuk memverifikasi fakta sebelum dipublikasikan merupakan masalah serius," kecam para orang tua.
Terakhir, para orang tua mengungkap sedang mempertimbangkan mengambil tindakan hukum. "Sebelumnya, ada juga contoh catatan imigrasi anggota yang diperoleh melalui cara yang tidak sah, dan situasinya menjadi semakin parah. Untuk melindungi para anggota, kami mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum," pungkas mereka.
(wk/amal)