Anak Jadi 'Pengantin' Bom Bunuh Diri, Teman Sekolah Ungkap Alasan Dita Libatkan Keluarga
Nasional

Alasan itu membuat Fauzi tidak heran jika Dita mengajak istri beserta anak dalam bom bunuh diri.

WowKeren - Tragedi ledakan bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja Surabaya pada Minggu (13/5) menyita perhatian masyarakat Indonesia bahkan negara luar. Ledakan itu memakan korban sebanyak 18 orang tewas dan 44 luka-luka.

Jika biasanya aksi teror bom dilakukan oleh lelaki dewasa, namun kali ini bom bunuh diri itu melibatkan istri beserta anak. Kejadian itu mengundang banyak kecaman dan kutukan dari pemerintah maupun masyarakat.

Dita Oeprianto (suami) mengajak Puji Kuswati (istri) dan keempat anaknya untuk melangsungkan bom bunuh diri itu. Diduga mereka berdua telah mengajarkan anaknya hal-hal yang berbau doktrin paham teror.

Sementara menurut Ahmad Fauzi Zainuddin, adik tingkat Dita sewaktu sekolah di SMA 5 Surabaya sudah tidak heran jika Dita mengajak keluarganya. Menjadikan anak-anaknya sebagai "pengantin" bom bunuh diri. Fauzi melanjutkan, jika Dita telah terdoktrin bahwa bom bunuh diri termasuk jihad dan imbalannya adalah surga.

"Jadi, ini bukan tidak masuk akal," ujar Faiz dalam diskusi di The Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, dilansir Liputan6.com, pada Selasa (15/5). Fauzi mengaku jika dirinya dan Dita pernah satu kelompok pengajian.


Fauzi pun menceritakan pengalamannya bersama Dita saat satu kelompok dalam pengajian. Terlebih ketika ia tahu jika pengajian yang ia ikuti mengajak pada gerakan radikalisme.

Menurut Fauzi, Dita telah terdoktrin mengenai masuk surga tanpa istri dan anak-anaknya. Dita berpikir jika ia melakukan jihadnya sendiri, maka anak-anak yang ditinggalkannya akan dicap sebagai anak teroris.

"Dia pasti tak mau masuk surga sendirian," kata Fauzi. "Nanti bagaimana anak-anaknya kalau ditinggal sendirian di dunia yang sudah dianggap kejam ini. Kemudian anak-anaknya akan dicap sebagai anak teroris."

Lebih lanjut, Fauzi juga menceritakan berbagai macam kajian yang ia ikuti yang mengajarkan tentang paham fundamental, radikal, hingga liberal. Tidak betah dengan ajaran yang diangap Fauzi melenceng, ia pun memilih keluar. Tetapi Fauzi mengaku masih memantau perkembangan teman-temannya.

Fauzi mengaku terkejut saat mengetahui pelaku bom bunuh diri itu kakak tingkatnya. Kemudian ia melanjutkan jika ajaran-ajaran yang dianut oleh Dita, meskipun tak langsung melahirkan gerakan terorisme, namun akibatnya bisa muncul puluhan tahun kemudian.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel