Zumi Zola menganggap bahwa uang yang disita oleh KPK adalah miliknya, simak berikut ini.
- Nur Khotimah
- Senin, 05 November 2018 - 09:15 WIB
WowKeren - Proses hukum kasus korupsi Zumi Zola masih terus berlanjut. Gubernur Non Aktif Jambi ini baru saja menjalani sidang kasusnya pada 29 Oktober kemarin di Pengadilan Tipikor Jakarta. Dalam kesempatn itu, Zumi mengungkap fakta yang cukup mengejutkan tentang kondisi keluarganya pasca ia ditangkap KPK.
Zumi mengatakan bahwa sang istri, Sherrin Tharia, berjualan jilbab demi menyambung hidup keluarganya. Oleh karena itu, Zumi pun meminta KPK untuk mengembalikan brankas miliknya. Aktor yang pernah dekat dengan Ayu Dewi itu mengatakan bahwa uang yang ada di dalam brankas itu merupakan milik pribadinya bukan hasil suap.
"Isinya dalam brankas ada sejumlah uang dalam pecahan rupiah, dolar AS dan dolar Singapura," kata Zumi dalam persidangan awal pekan kemarin. Zumi mengatakan bahwa uang dolar Singapura miliknya didapat dari sang ayah saat masih menjabat sebagai Gubernur Jambi. Kemudian uang lainnya merupakan sisa dirinya saat kuliah S-2 di London.
Tak hanya itu, Zumi menjelaskan bahwa uang pecahan rupiah yang disimpan di dalam brankas merupakan uang sebelum dirinya maju dalam Pilgub Jambi. Ada juga uang honor dirinya saat masih bekerja di dunia hiburan. Oleh karena itu, Zumi bersikeras kepada hakim untuk bisa mengabulkan permintaannya tersebut.
"Uang itu murni uang pribadi saya. Pendapatn waktu saya artis saya jadikan dolar lalu saya simpan di brankas. Begitu juga uang sisa saya kuliah di London," lanjut Zumi Zola. "Uang yang diambil di samping sisi tempat tidur istri saya itu jumlah tabungan dan gaji saya sebagai gubernur sekitar Rp 90 juta. Uang di brankas dan rumah dinas mungkin bisa dikembalikan."
Di akhir pernyataannya, Zumi pun kembali memohon kepada hakim untuk dikabulkan perminatannya. "Setelah kasus ini, gaji sudah tidak ada lagu untuk istri dan dua anak saya, umur 2 dan 4 tahun. Istri saya jualan jilbab sekarang, mudah-mudahan permohonan saya dikabulkan oleh jaksa dan yang mulia (hakim)," pungkas Zumi.
(wk/nur2)
