Luhut mengaku bahwa dirinya tidak akan bisa sesabar Jokowi menghadapi hoaks-hoaks yang menyerang.
- Zodiak Yanuarita
- Kamis, 28 Maret 2019 - 12:33 WIB
WowKeren - Berbagai fitnah dan isu negatif yang menyudutkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo alias Jokowi tak henti-hentinya beredar. Mulai dari isu antek asing hingga kampanye hitam yang menyebut bahwa Jokowi akan melarang azan jika menang Pilpres.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai bahwa Jokowi adalah sosok presiden yang terlalu sabar kala menghadapi hoaks. Ia merasa kasihan dengan mantan Walikota Solo tersebut.
"Kan kasian Presiden dicaci maki, coba saja Anda seperti dia (Jokowi)?" kata Luhut di hadapan para pengusaha sawit dalam pertemuan di Hotel Ayana, Jakarta, Rabu (27/3). "Untung saja dia orang Solo. Coba orang Batak."
Luhut kemudian membandingkan dirinya dengan Jokowi tentang sikap yang akan ia ambil jika mengalami hal serupa. Sebagai seorang mantan panglima TNI, ia tidak akan segan untuk mencari orang yang berani menyebar hoaks tentang dirinya.
"Ya saya kan tentara, saya digituin, saya cari juga tuh orang," tegas Luhut. "Ini karena presiden, orang baik, orang Solo juga."
Luhut mengakui jika Jokowi adalah orang yang baik. Ia pun menyebut bahwa dirinya juga sering belajar dari kesabaran Jokwoi untuk tidak mudah terpancing emosi.
Meski demikian, ia mengingatkan agar kesabaran Jokowi tersebut tidak dipermainkan. "Tapi jangan main-main, kawannya berani. Siapa berani nurunin kopi ini, kopi ini security-nya nih," lanjut Luhut sambil mengangkat kopi di depannya.
Luhut mengimbau kepada semua pihak agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu. Ia tidak ingin adanya pandangan politik yang berseberangan membuat pihak-pihak saling berselisih sehingga akan menimbulkan perpecahan.
"Lu mau pilih nomor 1 nomor 2, suka suka kalian, enggak ada masalah," ujar Luhut. "Tapi saya titip, jangan kita jadi berkelahi. Jelek-jelekin orang, untuk apa? Anda suka teh, saya minum kopi, pahit lagi. Saya enggak perlu musuhan, enggak perlu jelek-jelekin orang, mencaci maki lagi."
(wk/zodi)
