JK Soal Pemindahan Napi ke Nusakambangan: Tak Semuanya Seperti Setya Novanto
Instagram/wapresri.go.id
Nasional

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yakin bahwa sebagian besar narapidana penghuni Lapas Sukamiskin masih disiplin terhadap aturan sehingga tidak bisa jika semua disamakan seperti Setya Novanto.

WowKeren - Beberapa waktu lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menggulirkan wacana untuk memindahkan narapidana kasus korupsi dari Lapas Sukamiskin ke Nusakambangan. Hal tersebut merupakan buntut dari kasus napi korupsi Setya Novanto yang kedapatan pelesiran di tengah masa penahanannya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai bahwa rencana semacam itu belum begitu diperlukan untuk saat ini. JK yakin bahwa sebagian besar napi korupsi mematuhi aturan kedisiplinan yang ada di dalam Lapas. Menurutnya, napi-napi yang tidak taat aturan seperti Setnov memang ada namun jumlahnya tidak banyak.

"Saya kira mereka itu disiplin. Ada satu dua yang tidak disiplin, tapi sebagian besar disiplin," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta. Selasa (25/6). "Yang tidak disiplin lah yang tentu ada sanksinya. Tapi kalau yang disiplin, kan tidak semua seperti Novanto."

Untuk napi-napi semacam itu, pemberian sanksi berupa pemindahan lokasi tahanan ke Gunungsindur dinilai sudah cukup. Untuk itu, ia berharap agar kasus Setnov tak disamaratakan dengan napi-napi lainnya. Diketahui, Setnov segera dipindah ke Lapas Gunungsindur usai terbukti melakukan pelesiran dengan mengelabui penjaga.


"Lebih banyak yang disiplin daripada yang tidak disiplin. Jangan disamaratakan," lanjut JK. "Ya, kalau Novanto kan dianggap bandel kan bawa ke Sindur."

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menuturkan bahwa napi Lapas Sukamiskin yang membandel tidak taat aturan akan dipindah ke Nusakambangan. Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly hingga kini belum memberi keputusan terkait wacana tersebut.

Yasonna menilai bahwa napi koruptor tidak termasuk ke dalam kategori high risk sehingga tidak perlu dipindahkan ke Nusakambangan. Sebab, lapas tersebut adalah tempat untuk narapidana kasus berat seperti terorisme dan narkoba.

"Saya mengatakan begini, di Nusakambangan itu kita menempatkan memang lapas-lapas (napi-napi) yang high risk, lapas super maximum security," jelas Yasonna ketika ditemui di Graha Pengayoman, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (18/6). "Napi koruptor bukan kategori high risk yang memerlukan super maximum security."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru