Peraturan ekspor yang dikeluarkan pemerintah Jepang juga berdampak pada dunia hiburan. Publik menuntut agar idol-idol asal Jepang yang berkarir di Korea dikeluarkan dari grupnya.
- Eka Dewi Sofia Putri
- Sabtu, 06 Juli 2019 - 17:20 WIB
WowKeren - Baru-baru ini pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan ekspor baru yang melarang impor barang-barang semikonduktor dari Korea. Larangan tersebut membuat warga Korea berang dan memboikot produk-produk Jepang.
Peraturan ekspor tersebut rupanya juga berdampak pada dunia hiburan. Publik menuntut agar idol-idol asal Jepang yang berkarir di Korea dikeluarkan dari grupnya. Dua grup yang banyak mendapat tekanan dari tuntutan ini adalah Twice dan IZ*ONE, yang masing-masing punya 3 member asal Jepang.
Sebagai member Twice yang berasal dari Jepang, Sana juga terseret dalam gerakan boikot produk Jepang yang dilakukan warga Korea. Namun penyanyi kelahiran 1996 tersebut mendapat dukungan dari aktor veteran Kim Eui Sung.
Pada Jumat (5/7), Kim Eui Sung mempublikasikan postingan di akun media sosialnya. Aktor kelahiran 1965 tersebut menulis, "Kalian marah dengan Abe (perdana menteri Jepang) tapi kenapa kalian ingin mengeluarkan Sana? Yang harus kalian usir adalah Jepang penjajah. Jangan ganggu Sana."
Belum lama ini ketika Mahkamah Agung Republik Korea memutuskan untuk meminta kompensasi atas warga Korea yang dipaksa masuk wajib militer di masa lalu, pemerintah Jepang melakukan tindakan pembalasan ekonomi dengan memperkuat pembatasan ekspor untuk Korea. Tidak lama kemudian, publik Korea dengan cepat memicu gerakan-gerakan seperti membatasi perjalanan ke Jepang dan memboikot barang-barang mereka.
Selain itu pada 4 Juli, anggota parlemen Ha Tae Kyung dari Partai Bareunmirae mengunggah sebuah postingan di media sosial dengan isi, "Munculnya gerakan untuk mengusir warga negara Jepang dalam grup idol seperti Twice dan IZ*ONE tidak berguna untuk Republik Korea tetapi justru membahayakan negara. Jika kita mengusir semua artis Jepang yang memiliki aktivitas di negara kita, yang cenderung memihak kita dan menjadikan mereka musuh kita, bagaimana kita bisa menang?"
(wk/dewi)
