Niat Rayakan HUT RI, Kirana Larasati Malah Dikritik Habis Pasca Unggah Video 'Sensitif' di Twitter
Instagram/kiranalarasati
Selebriti

Kirana Larasati membagikan sebuah video di Twitter pribadinya yang berisi sejumlah peristiwa menegangkan di Indonesia pasca merdeka pada 1945 silam hingga 2019.

WowKeren - Kirana Larasati ikut merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74 yang jatuh pada hari ini, Sabtu (17/8). Aktris yang terjun ke dunia politik itu membagikan sebuah video di Twitter pribadinya.

Video tersebut berisi tentang narasi suara seorang pria yang menyebutkan sejumlah peristiwa menegangkan di Indonesia pasca merdeka pada 1945. Terdapat berbagai peristiwa dan gerakan yang disebutkan.

Narasi tersebut dibacakan dengan nada bak sedang mengadakan lelang. Mulai dari PKI 1948, Republik Maluku Selatan 1950, DI TII 1953, Permesta 1957, PRRI 1958, PKI 1965, Gerakan Aceh Merdeka 1976, Organisasi Papua Merdeka 1982, Tragedi Tanjung Priok 1984, Kerusuhan Mei 1998, Kericuhan Pemilu 2019.

Pada akhir video, ada narasi seorang wanita. "Dan hingga kini, masih banyak yang berharap bisa memecah negeri ini," ucapnya. "Tapi semoga, harga kita untuk Indonesia yang satu takkan pernah bisa ditawar. Dirgahayu Indonesia."

Photo-INFO

Twitter

Kirana sendiri menambahkan cuitan yang menunjukkan semangat patriotismenya sebagai warga Indonesia. "Karena untuk persatuan Indonesia jangan mau ditawar! HARGA MATI. Titik. Disimak videonya gaes!" tulisnya melengkapi video.


Namun, video tersebut justru menuai banyak kritik dari netizen, termasuk para influencer. Menurut mereka, narasi yang digunakan justru terdengar seperti memprovokasi.

Tak hanya itu, ada pula yang mengkritik isi dari video tersebut, salah satunya Tragedi Tanjung Priok 1984 yang disebut kerusuhan. Padahal menurut mereka, insiden tersebut adalah pelanggaran HAM.

"Hai Mbak Kirana. Peristiwa Tj Priok 84 di video itu, ada satu-satunya korban perempuan yg dipenjara tanpa peradilan, namanya Aminatun Najariyah, ibu saya. Waktu itu dia ga keluar rumah dan ga terlibat apapun 65, 84, 98, dll di video itu adl kasus pelanggaran HAM. Bukan kerusuhan," protes netter.

"Yg bikin gak paham sejarah dan gak bsa bedain antara Separatisme, kasus Pelanggaran HAM, dan Konflik Politik. Tanjung Priuk itu murni Pelanggaran HAM, bukan separatisme yg ganggu Persatuan Bangsa. Yg nyebarin jg sama ngawurnya. Belajar lg yaa," tambah lainnya.

Video tersebut dianggap menyimpang dari sejarah dan fakta sebenarnya. Sebab dalam narasinya, seolah menyamaratakan semua peristiwa sebagai bentuk pemecah belah Indonesia.

"Kalau boleh usul sih, video ini didelete saja. Video dengan format bagus kalau isinya salah, jangan diteruskan... itu kalau kata saya yang bodoh ini ya," saran netter.

Tak sedikit pula netizen yang meminta Kirana untuk menghapus video tersebut. Namun hingga saat ini, video itu masih ada dan mendapat 8 ribu lebih retweet dan lebih dari 9 ribu like.

(wk/anni)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait