AS Ajukan 'Kesepakatan Trump' Soal Nuklir, Iran Tolak Mentah-Mentah
Dunia

Amerika Serikat (AS) mengajukan proposal 'kesepakatan Trump' dalam permasalahan sengketa nuklir, pihak Iran langsung menolak mentah-mentah tawaran tersebut.

WowKeren - Situasi yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran masih terus memanas pasca terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani atas perintah langsung dari Presiden Donald Trump. Hal ini ditunjukkan dengan penolakan Iran terhadap tawaran proposal "kesepakatan Trump" yang diajukan pihak AS untuk menyelesaikan sengketa nuklir.

Dilansir Reuters, Presiden Iran Hassan Rouhani telah menolak "kesepakatan Trump" pada Rabu (15/1). Tak hanya itu, Rouhani menyebut jika kesepakatan tersebut sebagai tawaran aneh. Ia lantas melayangkan kritiknya kepada Trump yang dinilai selalu melanggar janji.

"Saya memiliki kesepakatan AS dan AS melanggarnya," ujar Rouhani seperti dilansir dari Reuters, Rabu (15/1)." Jika saya memiliki kesepakatan Trump, berapa lama itu akan bertahan?"

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendukung penuh kesepakatan yang diajukan Trump ke Iran. Ia bahkan memuji Trump sebagai pembuat kesepakatan yang hebat.

Kesepakatan tersebut berisi tentang penggantian perjanjian nuklir Iran tahun 2015 yang telah disepakati dengan negara-negara besar serta membuat pakta barunya sendiri. Kesepakatan Trump ini bertujuan untuk memastikan Iran tidak mendapatkan senjata atom. Sontak Rouhani menolak mentah-mentah dan meminta AS untuk kembali ke pakta nuklir 2015.


"Tuan Perdana Menteri di London ini, saya tidak tahu bagaimana pendapatnya. Dia mengatakan mari kita mengesampingkan kesepakatan nuklir dan meletakkan rencana Trump dalam tindakan," kata Rouhani. "Jika Anda mengambil langkah yang salah, itu akan merugikan Anda. Pilih jalan yang benar. Jalan yang benar adalah kembali ke kesepakatan nuklir."

AS juga disebutkan telah mengabaikan pakta 2015 tersebut pada tahun 2018 lalu. Pasalnya, dalam pakta nuklir tersebut telah disepakati jika Iran mau menghentikan pembuatan nuklir, maka sanksi Internasional terhadap negara tersebut akan dicabut.

Sayang, AS keluar dari perjanjian tersebut dan kembali menerapkan sanksi bagi Iran dengan membatasi ekspor minyak. AS beralasan sanksi tersebut sebagai kebijakan tekanan maksimum untuk membatasi kerja nuklir dan program rudal balistik Iran.

Akibatnya, Iran secara bertahap mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kepatuhannya terhadap perjanjian tersebut. Hal tersebut membuat Inggris, Prancis, dan Jerman secara resmi menyalahkan Iran yang telah melanggar ketentuan yang ada.

Iran secara tegas telah membantah tuduhan sejumlah negara yang menyebutkan jika pihaknya memiliki niat untuk memperoleh senjata nuklir. Bahkan, Iran berjanji akan kembali mematuhi perjanjian asalkan AS mencabut sanksi.

Apalagi, seluruh kegiatan senjata nuklir Iran berada dalam pengawasan ketat. "Semua kegiatan kami berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)," pungkas Rouhani.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait