Misteri Rendahnya Angka Kematian Akibat Corona Di Jerman Akhirnya Terkuak
Dunia

Angka kematian akibat wabah virus corona (COVID-19) di Jerman cukup menjadi misteri lantaran dilaporkan cukup rendah dari negara lainnya, ternyata ini penyebabnya.

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) semakin meluas di beberapa negara. Saat ini, kasus virus corona disebutkan telah menghantam 199 negara dengan lebih dari 600.000 kasus. Korban tewas akibat COVID-19 bahkan telah dari 27.000 orang.

Salah satu negara yang terdampak pandemi ini adalah Jerman. Meski demikian, tingkat kematian akibat corona di Jerman sendiri cukup rendah. Data dari lembaga resmi Jerman yaitu Robert Koch Institut (RKI) menyebutkan jika statistik kematian di negara tersebut berada di bawah 0,5 persen.

Statistik tersebut jauh lebih rendah daripada lainnya. Sebagai contoh angka kematian di Italia mencapai 10 persen. Sementara di Spanyol sebesar 7 persen. Sedangkan di Indonesia sendiri, presentase angka kematian akibat COVID-19 adalah 8 persen.


Rupanya, angka kematian akibat corona di Jerman relatif kecil karena adanya persiapan yang matang. Pakar virus dan epidemi dari rumah sakit Charite di Berlin, yang juga menjadi penasihat pemerintah Jerman, mengatakan jika negaranya dengan sigap langsung melakukan tes corona secara cepat dan luas.

”Angka kematian relatif rendah, karena kami melakukan sangat banyak diagnosis laboratorium COVID-19 dibandingkan negara-negara Eropa lain,” ujar pihak RKI. “Selain itu, Jerman punya lebih banyak waktu mempersiapkan kapasitas laboratorium dan perawatan intensif pasien corona. Kasus corona pertama di Jerman sudah terdeteksi pada 28 Januari 2020.”

Selain itu, struktur sosial di Jerman juga menjadi salah satu alasan mengapa korban jiwa karena kasus corona di negara ini cukup rendah. Pakar sosial dan ekonomi dari Universitas Bonn, Profesor Moritz Kuhn dan Profesor Christian Bayer menerangkan jika kebanyakan orang Jerman tidak tinggal dalam keluarga besar seperti di Italia atau Spanyol. Orang Jerman disebutkan lebih senang tinggal sendiri di apartemennya.

Kedua pakar ini lantas melakukan penelitian struktur sosial di berbagai negara dalam kaitannya dengan penyebaran wabah. Hasilnya, semakin banyak penduduk pada usia kerja yang tinggal dalam keluarga besar, makin cepat virus menyebar sejak awal epidemi.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru