Tes Kilat Sampai Ambil Sampel Sendiri, Begini Cara AS Kalahkan Wabah Corona
Dunia

Pusat wabah virus Corona sudah bergeser dari Tiongkok ke Amerika Serikat. Pasalnya AS kini tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak di dunia.

WowKeren - Bukan lagi Tiongkok, episentrum wabah virus Corona kini telah bergeser ke Amerika Serikat. Hal ini terbukti dari jumlah kasus positif di Negeri Paman Sam yang sudah mencapai lebih dari 100 ribu.

Menanggapinya, pemerintah AS jelas tak bisa berpangku tangan begitu saja. Mereka terus mencari berbagai terobosan agar bisa mengatasi wabah besar-besaran itu, salah satunya dari segi metode deteksi.

Dilansir dari CNN, pemerintah pusat AS menyebut pihaknya telah mengembangkan metode tes COVID-19 yang bisa memberikan hasil dalam hitungan menit. Tak secepat Singapura yang belum lama ini menarget waktu 5 menit, AS menyebut tesnya butuh waktu 15 menit.

Durasi tesnya serupa dengan rapid test yang menjadi andalan Korea Selatan. Namun ada metode berbeda yang diterapkan, yakni tes kilat ala AS ini menggunakan teknologi molekuler selayaknya tes konvensional yang kini lazim digunakan.


Wakil Presiden AS, Mike Pence, menyebut tes kilat ini bisa digunakan bahkan di ruang periksa sehingga mempercepat durasi pengecekan. Walau kilat, pemerintah pusat menegaskan hasilnya akurat dan bisa dipertanggung jawabkan.

Ruang terjadinya false positive, atau hasil tes positif padahal seharusnya negatif, dan sebaliknya sangat minimal dengan metode ini. Oleh karenanya, Departemen Obat dan Makanan AS (FDA) mensinyalkan metode ini akan digunakan dalam kondisi darurat.

Laboratorium Abbott sebagai pembuat test kit menyebut 50 ribu pemeriksaan bisa dilakukan dalam sehari, dimulai pekan depan. Walau memakai teknologi ala PCR, alat yang digunakan ternyata begitu ringan. "Ukurannya kecil, sehingga bisa digunakan di manapun tes diperlukan," terang Abbott, dikutip pada Jumat (27/3).

Tak hanya itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengaku tengah menggodok rancangan undang-undang kesehatan yang mengizinkan pasien untuk mengambil sendiri spesimennya. Namun demikian, CDC memastikan hal ini akan dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis, termasuk soal lokasi pengambilan sampelnya.

Harapannya, dengan ini jumlah alat pelindung diri (APD) yang diperlukan tenaga medis bisa berkurang. Apalagi mengingat saat ini APD merupakan barang langka, tak hanya di AS tetapi juga di hampir semua negara.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru