Intip Sederet Mitos dan Fakta Soal Penanganan COVID-19, Jangan Sampai Termakan Hoaks
Health

Ada sejumlah hal soal penanganan COVID-19 yang saat ini beredar di masyarakat, yang sayangnya tak semua akurat. Simak mitos dan fakta yang biasa ada dalam penanganan COVID-19 berikut ini.

WowKeren - Wabah virus Corona masih menjadi momok mengerikan yang merata ke seluruh penjuru dunia. Di tengah situasi yang ada, wajar bila banyak kabar terkait penanganan dan pencegahan COVID-19 yang menyebar di kalangan luas.

Namun sayangnya ada beberapa informasi yang ternyata tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Seperti misalnya perihal penggunaan obat anti malaria klorokuin untuk menyembuhkan pasien COVID-19.

Di bawah ini adalah beberapa hal terkait penanganan dan pencegahan COVID-19 yang banyak dibicarakan oleh masyarakat yang wajib dipastikan faktanya. Jangan sampai kamu dan kerabatmu termakan informasi yang belum jelas kebenarannya ya.

(wk/elva)

1. Anti-Malaria untuk Kalahkan Virus Corona


Anti-Malaria untuk Kalahkan Virus Corona

Sejumlah studi in vitro alias dilakukan di laboratorium menunjukkan adanya hasil positif ketika klorokuin "dihadapkan" pada virus Corona. Hasil studi ini kemudian menjadi acuan beberapa negara menggunakan obat anti-malaria sebagai "musuh" virus Corona, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Indonesia.

Namun hasil positif ini ternyata membuat sejumlah pihak "latah" dan mengonsumsi klorokuin ketika menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal ini yang belakangan menjadi perhatian tersendiri di kalangan paramedis karena obat keras seperti anti-malaria dikonsumsi secara bebas.

Sejumlah pakar menegaskan ada efek samping seperti resistensi senyawa antimikroba apabila obat sekeras klorokuin dikonsumsi tanpa pengawasan dokter. Bahkan dalam beberapa kasus ekstrem pasien COVID-19 yang diminumi klorokuin sampai berakhir meninggal dunia.

Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam mengonsumsi klorokuin maupun senyawa turunannya seperti hidroklorokuin. Risiko efek samping yang dialami akan lebih besar pada pasien dengan komplikasi liver dan ginjal.

2. Vaksin Influenza Biasa Tak Bisa Bunuh Virus Corona


Vaksin Influenza Biasa Tak Bisa Bunuh Virus Corona

Sejumlah pihak mengklaim vaksin influenza dan pneumococcal (vaksin yang ditujukan untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus sp.) bisa digunakan untuk melawan virus Corona. Padahal ini jelas-jelas hanya mitos semata.

SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 merupakan virus yang baru ditemukan pada akhir 2019. Dan sampai saat ini vaksin untuk melawan virus yang masih berkerabat dekat dengan penyebab SARS serta MERS itu masih dikembangkan oleh para ahli.

Bahkan obyek percobaan pertama vaksin, Jennifer Haller (44) dari Amerika Serikat baru akan menjalani injeksi keduanya pada pekan depan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa vaksin penangkal virus Corona, sampai saat ini, belum ada. Dan sebagaimana vaksin pada umumnya, vaksin untuk melawan COVID-19 pun harus spesifik melawan virus penyebabnya.

3. Antibiotik Jadi Solusi Atasi COVID-19


Antibiotik Jadi Solusi Atasi COVID-19

Banyak yang menyebut COVID-19 bisa disembuhkan dengan konsumsi antibiotik. Bahkan di Indonesia sempat viral upaya menaburi antibiotik berupa amoxicillin ke dalam tandon air demi menangkal virus Corona.

Namun harus dipahami bahwa antibiotik bertugas untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Padahal COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, dalam hal ini SARS-CoV-2.

Oleh karena itu, penggunaan antibiotik untuk melawan COVID-19 tentu bukan langkah yang tepat. Dan penggunaan antibiotik yang kurang tepat justru dapat merugikan diri sendiri, seperti menjadikan tubuh resisten atau kebal dan tak lagi mempan bila diberi antibiotik.

4. Konon Air Panas Bisa Bunuh Virus Corona, Benarkah?


Konon Air Panas Bisa Bunuh Virus Corona, Benarkah?

Sejumlah pihak menyebut virus Corona penyebab COVID-19 tak bisa bertahan di suhu tinggi. Situasi ini sempat membuat Indonesia "tenang" lantaran suhu udara Tanah Air yang secara normal lebih tinggi daripada negara lain.

Selain itu, beberapa pihak juga mengira virus Corona bisa terbunuh apabila seseorang berendam di air panas. Yang perlu diingat, hal ini jelas-jelas merupakan mitos belaka!

Berendam di air panas tak akan mencegah penyebaran COVID-19. Sebab air panas tak meningkatkan suhu internal tubuh seseorang.

Padahal suhu internal tubuh lah yang bertanggung jawab untuk mengalahkan virus apabila benar patogen itu menginfeksi tubuh. Alih-alih membunuh virus, berendam di air panas justru berpotensi besar mengiritasi kulit, bahkan bisa menyebabkan luka bakar.

5. Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Demi Tumbangkan COVID-19


Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Demi Tumbangkan COVID-19

Vitamin C merupakan salah satu sumber kekebalan tubuh individu, ini memang benar. Vitamin C merupakan senyawa dengan sifat antioksidan tinggi yang bisa "melindungi" tubuh.

Namun mengonsumsi vitamin C dosis tinggi tak lantas menyebabkan seseorang jadi jauh lebih kuat, termasuk ketika berhadapan dengan virus Corona. Sebab sebuah penelitian menyebut kadar vitamin C di dalam darah tak berubah kendati seseorang mengonsumsi suplemen berdosis tinggi.

Hal ini menunjukkan adanya keterbatasan bagi sel dan jaringan untuk menyerap vitamin C yang dikonsumsi seseorang. Lantas apa artinya mengonsumsi vitamin C dosis tinggi bila tak bisa masuk dan memperkuat tubuh?

Justru konsumsi vitamin C dosis tinggi berpotensi menimbulkan efek samping seperti diare hingga muncul batu ginjal. Justru sebaiknya vitamin C yang dikonsumsi dalam sehari hanya berkisar antara 75-100 miligram.

6. Pencegahan Adalah 'Obat' Terpenting Demi Kalahkan COVID-19


Pencegahan Adalah 'Obat' Terpenting Demi Kalahkan COVID-19

Sejauh ini belum ada obat yang benar-benar mujarab untuk menangani COVID-19. Paramedis hanya meresepkan obat yang sesuai dengan gejala disamping memberikan perawatan agar daya tahan tubuh pasien membaik sehingga bisa mengalahkan virus itu dengan sendirinya.

Oleh karena itu, ketimbang menggantungkan harapan pada obat atau metode pengobatan yang lain, pencegahan justru menjadi cara paling manjur dalam mengatasi COVID-19. Seperti misalnya dengan melakukan phyisical distancing sesuai anjuran pemerintah.

Mencuci tangan sesuai dengan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menjadi langkah preventif terbaik. Tak hanya itu, berdiam diri dan melakukan segala aktivitas dari rumah, seperti yang coba diterapkan pemerintah lewat peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga menjadi jalan terbaik untuk memutus rantai penularan penyakit.

Yang terpenting, segera lakukan isolasi mandiri bila merasa tubuh dalam kondisi tidak fit atau muncul gejala-gejala COVID-19. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan paramedis agar kondisi kesehatanmu selama isolasi mandiri bisa tetap dipantau.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait