Obat Corona 'Gilead' Bakal Diproduksi ke 127 Negara, Indonesia Terdaftar?
Dunia

Perusahaan biotek asal Amerika Serikat (AS), Gilead Sciences akan memproduksi obat remdesivir di 127 negara. Dari daftar 127 negara tersebut, apakah terdapat Indonesia?

WowKeren - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US Food and Drug Administration/FDA) telah mengesahkan obat remdesivir untuk penanganan darurat pasien corona. CEO perusahaan bioteknologi Gilead Sciences pun menjanjikan jika obat tersebut akan beredar pada awal bulan Mei.

Gilead Sciences pun telah mencapai kesepakatan lisensi dengan lima perusahaan pembuat obat generik untuk memproduksi obat remdesivir di 127 negara. "Kelima perusahaan pembuat obat, yakni Mylan, Cipla, Ferozsons Laboratories, Hetero Labs, dan Jubilant Lifesciences, akan memproduksi remdesivir yang akan didistribusikan ke negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, serta beberapa negara berpenghasilan menengah ke atas yang menghadapi pandemi COVID-19," kata pernyataan Gilead pada Selasa (12/5).

Kesepakatan itu "bebas royalti" sampai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi COVID-19 tidak lagi menjadi krisis kesehatan global atau sampai produk farmasi selain remdesivir atau vaksin disetujui untuk mengobati atau mencegah COVID-19.

Dikutip dari CNBC Internasional, CEO Gilead Daniel O'Day mengatakan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk memperluas rantai pasokannya, setelah belajar dari wabah serius lainnya seperti influenza.


Perusahaan itu mengatakan mengharap bisa memproduksi lebih dari 140.000 remdesivir pada akhir bulan Mei ini. Mereka juga menargetkan dapat menaikkannya menjadi 1 juta pada akhir tahun nanti.

Dari 127 negara tersebut, Indonesia dan beberapa negara ASEAN termasuk dalam daftar. Namun, Negeri Paman Sam tidak termasuk di dalamnya meski Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS pada 1 Mei lalu memberikan otorisasi penggunaan darurat obat remdesivir produksi Gilead untuk mengobati pasien COVID-19.

Menurut data uji klinis terbaru, obat intravena tersebut dapat membantu mempersingkat waktu pemulihan beberapa pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Tanpa perawatan lainnya, ada kemungkinan dokter akan mempertimbangkan penggunaannya dalam mengobati pasien COVID-19.

Meski telah diresmikan menjadi obat untuk menangani pasien virus corona, penggunaan remdesivir tidak boleh dilakukan secara sembarangan. FDA bahkan membatasi penggunaan obat ini terhadap orang dewasa dan anak-anak dengan dugaan atau memiliki penyakit berat yang dikonfirmasi di laboratorium. Diantaranya adalah kadar oksigen darah rendah, kebutuhan akan terapi oksigen, kebutuhan ventilator atau bantuan pernapasan intensif lainnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait