Naik Dua Kali Lipat, AS Beri Imbalan Ratusan Miliar untuk Cari Informasi Pemimpin Baru ISIS
AP
Dunia

Amerika Serikat menaikkan imbalan USD 10 juta (Rp142 miliar), naik dua kali lipat lantaran pada Agustus 2019 lalu Departemen Luar Negeri AS hanya memberikan imbalan USD 5 juta.

WowKeren - Amerika Serikat menaikkan imbalan USD 10 juta (Rp142 miliar) bagi informan dan siapa pun yang membantu menangkap pemimpin ISIS, Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawla. Imbalan ini naik dua kali lipat lantaran pada Agustus 2019 lalu Departemen Luar Negeri AS akan memberikan imbalan USD 5 juta untuk informasi keberadaan al-Mawla.

Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawla alias Hajji Abdallah menjadi pemimpin baru ISIS setelah kematian Abu Bakar Al-Baghdadi. Baghdadi tewas dalam operasi militer AS di Suriah pada Oktober lalu.

"Al-Mawla mengawasi operasi global Daesh termasuk penculikan, pembantaian, dan perdagangan anggota kelompok minoritas Yazidi di barat laut Irak," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dilansir dari CNBC pada Jumat (26/6).

"Imbalan ini adalah momen penting dalam perjuangan kami melawan ISIS di seluruh dunia. Ketika ISIS dikalahkan di medan perang, kami bertekad untuk mengidentifikasi dan menemukan para pemimpin kelompok sehingga koalisi global dari negara-negara yang berjuang mengalahkan ISIS dapat terus menghancurkan sisa-sisa ISIS dan menggagalkan ambisi globalnya," lanjutnya.


Lahir pada 1976, al-Mawla alias Hajji Abdallah adalah seorang sarjana hukum Islam yang mengeluarkan fatwa pembenaran penganiayaan terhadap minoritas Yazidi. Fatwa itu dinilai PBB sebagai aksi genosida.

Sebelum meneruskan karier di bawah Baghdadi, dia adalah salah satu ulama al-Qaeda di Irak. Pada Maret, Departemen Luar Negeri AS memasukkannya ke daftar teroris global paling dicari.

Al-Mawla lahir di kota Mosul, Irak dari keluarga Turkmenistan. Hal ini membuatnya menjadi salah satu dari sedikit orang non-Arab yang naik pangkat di Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

ISIS sendiri menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah serta menarik sukarelawan dari Barat. Mereka membunuh ribuan Yazidi yang masih mempraktikkan agama kuno, mereka juga menculik dan memperbudak ribuan wanita dan anak gadis saat mereka mengamuk di Timur Tengah.

Meskipun benteng pertahanan ISIS telah dihancurkan, namun kelompok ini tetap melakukan serangan mengerikan di seluruh dunia termasuk di Afghanistan dan Afrika Barat.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru