Lonjakan kasus corona di California, Amerika Serikat (AS) kembali terjadi. Hal ini membuat Gubernur Gavin Newsom memutuskan untuk menutup mulai restoran, bioskop hingga pusat perbelanjaan.
- Nidya Putri
- Selasa, 14 Juli 2020 - 12:57 WIB
WowKeren - Gubernur California, Amerika Serikat (AS), Gavin Newsom memutuskan untuk menutup semua restoran dalam ruangan, bar, dan bioskop tutup kembali usai penambahan kasus positif corona melonjak beberapa hari terakhir. Bahkan gereja serta bisnis termasuk pusat kebugaran, pusat perbelanjaan, salon rambut, dan kantor yang tidak krusial juga harus tutup.
Penutupan tersebut dikhususkan pada tempat-tempat dengan ruangan tertutup lantaran adanya bukti virus corona bisa menyebar lewat udara di ruangan tertutup. "Kami akan kembali ke perintah tinggal di rumah," kata Newsom dalam pernyataannya dilansir AFP, Selasa (14/7).
Newson menyatakan, keputusan itu diambil lantaran pasien corona meningkat di negara bagian barat yang sebelumnya mulai memperlonggar pembatasan pada Mei. Ia menyebut positivity rate (persentase kasus positif dibanding total kasus yang diperiksa) meningkat lebih dari 20 persen selama dua minggu terakhir.
Keputusan Newson menutup lagi tempat publik dilakukan setelah pejabat pendidikan di Los Angeles dan San Diego menyatakan sekolah tetap ditutup meski mulai memasuki tahun ajaran baru pada bulan depan. Sehingga pembelajaran tetap dilakukan secara daring.
"Tahun ajaran baru akan dimulai pada 18 Agustus sesuai jadwal tidak akan dimulai dengan siswa di sekolah," kata pengawas sekolah di Los Angeles, Austin Beutner. "Kesehatan dan keselamatan semua orang di komunitas sekolah bukanlah sesuatu yang dapat kita kompromikan." lanjutnya.
Sebelumnya, Pemerintah California akan membebaskan sekitar 8.000 tahanan akan dibebaskan dari penjara pada awal hingga akhir Agustus. Hal ini dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona dalam sel.
Sementara itu, hingga kini California mengonfirmasi penambahan 8.358 kasus positif corona pada Minggu (12/7). Sehingga total kasus positif di California saat ini hampir 330.000 pasien, di mana 7.000 di antaranya meninggal dunia.
(wk/nidy)
