3 Pekan Teliti Wuhan, Tim Pelacak Asal-Usul Corona WHO 'Yakin' Virus Berasal Dari Kelelawar
Dunia

WHO resmi menarik tim pendahulu yang bertugas melacak asal-usul virus Corona yang telah bekerja selama 3 pekan di Wuhan, Tiongkok. Tim ini membuat WHO yakin virus benar berasal dari kelelawar.

WowKeren - Dieketahui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerjunkan sekelompok ahli sebagai tim pendahulu ke Wuhan, Tiongkok selama 3 pekan. Mereka bertugas meneliti asal-usul virus Corona, yang kemudian resmi purna tugas, seperti dilaporkan WHO pada Senin (3/8) kemarin.

Tak ada informasi gamblang mengenai hasil penelitian tim pendahulu ini. Namun tampaknya kinerja tim pendahulu membuat WHO semakin yakin bahwa virus SARS-CoV-2 berasal dari hewan, yakni kelelawar atau jenis lain yang diidentifikasi sebagai host (inang).

"Tim (pendahulu) sudah berdiskusi dengan pakar-pakar di Tiongkok dan menerima penjelasan terbaru soal studi epidemiologi, analisis biologis dan genetik, serta penelitian soal kesehatan hewan," jelas Juru Bicara WHO, Christian Lindmeier, dilansir dari Evening Standard, Rabu (5/8). Termasuk diantaranya juga berdiskusi dengan ahli virologi dan peneliti asli Wuhan.


Tentu saja tim pendahulu ini bukan satu-satunya upaya WHO untuk mengungkap sumber virus Corona yang sudah menginfeksi sampai belasan juta manusia di muka bumi ini. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut tim pendahulu purna tugas untuk kemudian menyusun kerangka penelitian lanjutan oleh tim internasional.

"Tim internasional akan mencakup para ilmuwan dan peneliti terkemuka dari Tiongkok dan seluruh dunia," jelas Tedros dalam konferensi pers mingguan di Jenewa, Swiss, Senin (3/8). Saat ini tim lanjutan belum dibentuk sebab masih dalam penyusunan kerangka acuan.

Kendati hasil oleh tim pendahulu yang diungkap ke publik sangat sedikit, Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO, Michael Ryan, mengungkap virus belum tentu berasal dari Wuhan, seperti yang dituduhkan banyak pihak. Kendati klaster pertama berada di Wuhan, Ryan menyebut masih diperlukan studi yang lebih luas untuk memastikan sumber penularan.

"(Diperlukan) studi epidemiologi retrospektif yang lebih luas untuk menemukan kaitan antara kasus-kasus yang ada," ujar Ryan. "Mencari petunjuk pertama yang 'meleburkan' batasan antara spesies hewan dan manusia (harus dilakukan)."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru