Hizbullah Buka Suara Soal Ledakan Beirut, Akui Sama Sekali Tak Terlibat
Getty Images
Dunia

Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan bahwa klaim yang menyatakan organisasinya bertanggung jawab atas insiden ledakan ini adalah suatu kebohongan.

WowKeren - Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memberikan pidato pertamanya mengenai ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon, yang terjadi pada Selasa (4/8) lalu. Dalam pidato tersebut ia menekankan Hizbullah tidak bertanggung jawab atas peristiwa itu.

"Kami tidak memiliki roket atau bahan peledak di sana, tidak juga di masa lalu, kami tidak memiliki apa-apa di sana, tidak ada rudal, tidak ada amunisi, tidak senjata, tidak ada amonium nitrat, bahkan tidak ada senjata api," kata Nasrallah seperti dilansir dari Republika pada Sabtu (8/8).

Nasrallah juga menambahkan bahwa klaim yang menyatakan Hizbullah mengelola pelabuhan Beirut adalah suatu kebohongan. Ia lantas mengatakan ledakan tersebut berdampak pada semua sekte agama di Lebanon. Sejumlah anggota Hizbullah juga tewas atau terluka dalam kejadiaan itu.

Selain itu banyak anggota Hizbullah yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Beberapa orang mengira itu adalah gempa bumi," ujar Nasrallah.

Dalam pidatonya, Nasrallah menyinggung sejumlah media menyebar rumor yang mengklaim Hizbullah bertanggung jawab atas insiden ini atau menyebabkan ledakan terjadi. Nasrallah menegaskan rumor-rumor tersebut tidak benar. "Itu upaya menghasut rakyat Lebanon menentang Hizbullah," tambah Nasrallah.


Nasrallah menambahkan bahwa Hizbullah bahkan siap memberikan bantuan pada krisis ini. "Semua institusi dan kapasitas Hizbullah di sini siap membantu negara Lebanon setelah ledakan Beirut. Hizbullah siap untuk membantu keluarga mana pun yang kehilangan rumahnya, masyarakat tidak boleh tetap di jalan," katanya.

Sebelumnya, sejumlah pihak memang mengaitkan ledakan yang terjadi di Beirut ini merupakan buntut konflik antara Israel dan kelompok Hizbullan.

Sebagai informasi tambahan, Hizbullah merupakan kelompok yang didukung dan didanai oleh Iran dan digolongkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan sejumlah negara lainnya. Hizbullah saat ini mendominasi politik Lebanon dan mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hassan Diab.

Di sisi lain, Presiden Lebanon, Michel Aoun, menetapkan status darurat untuk melancarkan proses evakuasi pasca insiden ledakan ini. Presiden Michael Aoun mengatakan ledakan itu berasal dari sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.

Ribuan ton amonium nitrat itu disebut tersimpan secara tidak aman selama kurang lebih enam tahun. Dalam pernyataan resminya, Aoun pun bersumpah akan menjatuhkan "sanksi terberat" terhadap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di Beirut.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait