WHO Ramal Vaksin Corona Baru Ada Pertengahan 2021, Ini Alasannya
Health

WHO tak yakin proses vaksinasi COVID-19 bisa dimulai sebelum pertengahan 2021. Pasalnya saat ini WHO belum mendapati kandidat vaksin dengan efektivitas sesuai standar mereka.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau perkembangan produksi vaksin COVID-19. Namun kendati beberapa pihak mengklaim vaksin siap diedarkan mulai akhir tahun 2020, ternyata WHO malah pesimis dan menduga vaksin baru siap pada pertengahan 2021.

Juru Bicara WHO, Margaret Harris, menyebut tak ada satu pun kandidat vaksin yang memiliki kemanjuran lebih dari 50 persen seperti harapan WHO. Sejauh ini semua vaksin yang mengikuti uji klinis lanjutan belum menunjukkan efektivitas dan keamanan yang mumpuni meski sudah diikuti ribuan relawan.

"Tahap tiga ini membutuhkan waktu yang lebih lama," terang Harris pada Selasa (8/9). "Perlu melihat tingkat protektif dari vaksin tersebut, kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu."

Meskipun saat ini sudah ada sekitar enam sampai sembilan kandidat vaksin yang sedang diuji coba, Harris mengaku tak bisa memproyeksikan vaksinasi siap sampai pertengahan tahun depan. "Dalam kerangka waktu yang realistis, kami benar-benar tidak memprediksi ada vaksinasi secara luas sampai pertengahan tahun 2021," ujar Harris, seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (9/9).


Harris menyatakan bahwa efektivitas vaksin yang sedang diujicobakan terhadap ribuan sukarelawan ini belum bisa dipastikan oleh WHO. Menurutnya hasil dari setiap uji klinis harus dilaporkan untuk kemudian diteliti lebih lanjut.

Memang saat ini pengadaan vaksin COVID-19 seolah dipercepat. Hal ini terbukti dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bahkan menetapkan tingkat kemanjuran vaksin minimal 50 persen. Artinya ada peluang berimbang pasien COVID-19 untuk sembuh dan kebal atau tetap sakit.

Situasi ini membuat vaksin COVID-19 yang diproduksi diprediksi akan memiliki tingkat kemanjuran yang rendah. Sehingga ada risiko vaksin tersebut lemah dan malah gagal menurunkan penyebaran virus.

Seperti disampaikan oleh Director for Research Innovation di Biotechnology and Drug Discovery di Washington University, St Louis, Michael Kinch, penyuntikan vaksin bisa memberikan rasa aman semu yang malah membuat publik menurunkan kewaspadaan. Padahal di sisi lain vaksin yang disuntikkan tak menunjukkan efektivitas yang baik.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait