Sebut Muslim Boleh Bunuh Jutaan Orang Prancis, Cuitan Mantan PM Malaysia Kena Semprit Twitter
Reuters/Lim Huey Teng
Dunia

Cuitan Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad soal Muslim memiliki hak 'untuk membunuh jutaan orang Prancis' atas pembantaian di masa lalu memicu kontroversi baru.

WowKeren - Kasus penyerangan di gereja basilika Notre Dame di Kota Nice, Prancis, saat ini tengah menjadi sorotan dunia. Tak sedikit orang yang mengecam aksi yang telah menewaskan 3 orang tersebut.

Di tengah kekacauan tersebut, Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad justru mengatakan bahwa Muslim memiliki hak "untuk membunuh jutaan orang Prancis" atas pembantaian di masa lalu. Pernyataan Mahathir tersebut diungkapkannya melalui cuitan Twitter.

Hal ini merujuk pada pemenggalan kepala seorang guru Prancis yang memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya, Mahathir mengatakan dia tidak menyetujui serangan itu, tetapi kebebasan berekspresi tidak termasuk "menghina orang lain".

"Terlepas dari agama yang dianut, orang-orang yang marah membunuh," tulis pria berusia 95 tahun itu. "Prancis dalam perjalanan sejarahnya telah membunuh jutaan orang. Banyak di antaranya adalah Muslim. Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu."


Sebut Muslim Boleh Bunuh Jutaan Orang Prancis, Cuitan Mantan PM Malaysia Kena Semprit Twitter

Twitter

Mahathir, yang menjabat sebagai PM Malaysia dua kali selama total 24 tahun, mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron "tidak menunjukkan bahwa dia beradab", seraya menambahkan bahwa dia "sangat primitif".

"Prancis harus mengajari orang-orangnya untuk menghargai perasaan orang lain," ujarnya. "Karena Anda telah menyalahkan semua Muslim dan agama Muslim atas apa yang dilakukan oleh satu orang yang marah, maka Muslim berhak menghukum orang Prancis."

Boleh Bunuh Jutaan Orang Prancis, Cuitan Mantan PM Malaysia Kena Semprit Twitter

Twitter

Saat ini, cuitan Mahathir soal Muslim berhak membunuh jutaan orang Prancis itu telah dihapus oleh Twitter. Pasalnya, cuitan itu menjadi judul berita di media-media online utama dunia, dari Asia, Amerika hingga Eropa.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru