Bisa Menular Antar Manusia, Virus Chapare di Bolovia Berpotensi Jadi Pandemi Baru?
Dunia

Kasus virus bernama Chapare yang menyebabkan demam berdarah mematikan yang mirip dengan Ebola dan menular antar manusia kembali ditemukan di Bolivia. Apakah berpotensi menjadi pandemi baru?

WowKeren - Di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir, ditemukan virus bernama Chapare yang berbahaya bagi manusia. Pasalnya, dampak dari infeksi virus chapare ini menyebabkan demam berdarah mematikan yang mirip dengan Ebola.

Dikutip dari Insider, Rabu (18/11), virus chapare ditemukan ilmuwan dan diketahui dapat menular dari manusia ke manusia di Bolivia pada tahun 2004 dan kembali muncul di tahun 2019. Nama chapare diambil dari nama wilayah tempat pertama kali virus ini teramati, yaitu di Chapare, 595 kilometer timur La Paz, ibu kota de facto Bolivia.

Pada tahun 2019, ditemukan 5 kasus infeksi virus chapare di wilayah itu. Kasus-kasus tersebut awalnya diderita oleh 2 pasien yang kemudian menularkan pada 3 petugas kesehatan.

Dari 5 kasus yang ada, ketiganya berakhir dengan kematian. 2 kasus kematian itu di antaranya dialami oleh petugas medis yang terinfeksi, dan 1 lainnya dialami oleh salah satu pasien.


Petugas kesehatan itu mulai dari dokter residen, ahli gastroenterologi, hingga sopir ambulans, yang terinfeksi virus ini karena terkena cairan tubuh dari pasien yang juga terinfeksi. Cara transmisi virus ini mirip dengan cara penularan COVID-19.

Bukti bahwa virus ini dapat menular dari satu manusia ke manusia lain menjadi alasan logis para petugas kesehatan di sana mengimbau siapa pun yang menangani pasien chapare untuk sebisa mungkin menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien. Meski relatif mudah ditularkan, namun para ahli mengatakan bahwa virus chapare ini tidak akan menimbulkan ancaman pandemi.

Adapun gejala yang ditimbulkan apabila terinfeksi virus chapare adalah demam, sakit kepala, nyeri di belakang mata, ruam kulit, mual, dan pendarahan gusi. Ahli virologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Maria Morales-Betoulle dan rekan-rekannya mengira penyakit itu disebabkan oleh demam berdarah, virus yang lebih sering terjadi dengan gejala serupa.

“Di Amerika Selatan pada umumnya, ketika orang melihat kasus dengan gejala tersebut, mereka langsung berpikir tentang demam berdarah dan belum tentu memikirkan virus seperti chapare,” kata Morales-Betoulle. Sesaat setelah tenaga medis di Bolivia mengetahui penyakit itu bukan lah demam berdarah, mereka langsung mengirim sampel pasien ke laboratium CDC di AS untuk mengurutkan genom virus dengan lebih lanjut.

Setelah dites di laboratorium barulah teridentifikasi keberadaan satu jenis virus, chapare. Temuan ini kemudian dipresentasikan di pertemuan tahunan American Society of Tropucal Medicine and Hygiene (ASTMH).

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru