Bangladesh Nekat Cabut Lockdown Rayakan Idul Adha Bikin Jengkel Pakar Kesehatan
Pexels/Kelly Lacy
Dunia

Jutaan orang Bangladesh pun berbelanja dan bepergian minggu ini selama jeda delapan hari tersebut. Tak pelak, hal ini membuat para ahli kesehatan geram.

WowKeren - Pemerintah Bangladesh mengumumkan bahwa mulai 15-23 Juli, semua pembatasan akan dicabut. Hal ini dilakukan agar orang-orang dapat merayakan Idul Adha yang biasanya mendatangkan keuntungan bagi perekonomian.

"Tetapi, dalam semua situasi orang harus tetap waspada," kata pernyataan kebijakan pemerintah. "Menggunakan masker wajah dan mengikuti instruksi kesehatan dengan ketat."

Jutaan orang Bangladesh pun berbelanja dan bepergian minggu ini selama jeda delapan hari tersebut. Tak pelak, hal ini membuat para ahli kesehatan geram. Be-Nazir Ahmed, pakar kesehatan masyarakat dan mantan kepala Direktorat Kesehatan pemerintah memperingatkan jika langkah ini dapat memperburuk lonjakan berkelanjutan yang dipicu oleh varian delta.

"Sudah ada kelangkaan tempat tidur, ICU, sementara penyedia layanan kesehatan kami kelelahan," ujarnya. "Jadi jika situasinya memburuk dan lebih banyak pasien datang ke rumah sakit, hampir tidak mungkin untuk menangani krisis."


Dengan penyebaran virus yang merajalela, pasar hingga transportasi massal di Bangladesh diperintahkan ditutup pada 1 Juli. Para aparat dan penjaga perbatasan berpatroli di jalan-jalan. Ribuan orang telah ditangkap dan dijebloskan ke penjara karena melanggar penguncian.

Namun sayangnya upaya ini belum membuahkan hasil yang signifikan. Kematian akibat virus masih berkisar sekitar 200 setiap hari dan infeksi harian masih sekitar 11.000 kasus.

Seorang menteri junior dari Kementerian Administrasi Publik, Farhad Hossain, mengatakan kepada media lokal pada hari Sabtu (17/7) bahwa penguncian perlu dilonggarkan karena banyak bisnis berputar saat perayaan Idul Adha.

Pelonggaran ini memicu kerumunan orang yang memadati mal dan pasar untuk berbelanja. Sedangkan yang lainnya memadati pelabuhan dan terminal bus ketika mereka mencoba menuju kampung halaman mereka di pedesaan.

Pekerja konstruksi pengangguran Mohammed Nijam yang tengah mengantre untuk ferry mengatakan dia tahu berisiko tertular virus corona namun dia merasa lebih berisiko untuk tinggal di Dhaka dengan lockdown berkelanjutan. "Saya lebih suka pergi ke rumah desa saya dan menjalani hidup seperti yang Tuhan izinkan," paparnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru