Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menaikkan level bahaya COVID-19 di Singapura dari 'Sedang' menjadi 'Tinggi' pada Senin (27/9).
- Bertilia Puteri
- Selasa, 28 September 2021 - 15:43 WIB
WowKeren - Amerika Serikat (AS) telah menaikkan level bahaya COVID-19 di Singapura dan Hong Kong pada Senin (27/9). AS juga memperingatkan bahwa perjalanan ke Singapura dan Hong Kong menjadi lebih berbahaya karena situasi COVID-19.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menaikkan level bahaya COVID-19 di Singapura dari "Sedang" menjadi "Tinggi". CDC juga menyarankan agar pelancong yang belum divaksinasi COVID-19 untuk "menghindari perjalanan yang tidak penting" ke Singapura.
Sebagai informasi, CDC membagi negara ke dalam empat kelompok berdasarkan level bahaya COVID-19 masing. Sebelumnya, Singapura berstatus Level 2 yang menunjukkan "level sedang" COVID-19 di negara itu. Namun AS kini telah menaikkan status Singapura ke Level 3, memperingatkan bahwa ada bahaya COVID-19 "tingkat tinggi" di Singapura.
"Karena situasi saat ini di Singapura, semua pelancong mungkin berisiko terkena dan menyebarkan varian COVID-19," tambah CDC.
Diketahui, Singapura belakangan mencatat jumlah kasus COVID-19 harian tertinggi selama pandemi. Pada Minggu (26/9), Singapura bahkan mencatat rekor 1.939 kasus COVID-19 baru dalam sehari.
Kementerian Kesehatan Singapura bahkan memperkirakan kasus COVID-19 harian akan mencapai angka 3.200 pekan ini jika tingkat infeksi di negara tersebut terus berlanjut seperti pekan lalu. Adapun lonjakan angka kasus COVID-19 harian Singapura dimulai pada akhir Agustus 2021 lalu.
Sementara itu, level bahaya COVID-19 di Hong Kong dinaikkan dari "Rendah" menjadi "Sedang" oleh CDC. CDC menyarankan pelancong untuk memperoleh vaksinasi COVID-19 penuh sebelum pergi ke Hong Kong.
Pelancong yang belum divaksinasi dan berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19 disarankan untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke Hong Kong. Peningkatan level bahaya COVID-19 oleh CDC ini lantas disorot oleh media lokal Hong Kong, The Standard.
"Hong Kong hanya melaporkan satu digit kasus impor per hari baru-baru ini. Namun AS menaikkan tingkat siaga tanpa memberikan penjelasan rinci," tulis The Standard, dilansir Selasa (28/9).
(wk/Bert)