Badan Pengungsi PBB Minta Indonesia Izinkan Kapal Berisi Ratusan Muslim Rohingya Untuk Berlabuh
AFP
Dunia

Menurut Badan PBB untuk Urusan Pengungsi alias UNHCR, perahu pengungsi Muslim Rohingya itu bocor dan mengalami kerusakan mesin sehingga berisiko terguling di tengah cuaca ekstrem.

WowKeren - Sebuah perahu yang menampung sekitar 120 orang Muslim Rohingya terapung di perairan Bireuen, Aceh. Perahu itu pertama kali terlihat oleh nelayan setempat pada Minggu (26/12), sekitar 96 kilometer di lepas pantai Bireuen.

Menurut Badan PBB untuk Urusan Pengungsi alias UNHCR, perahu itu bocor dan mengalami kerusakan mesin sehingga berisiko terguling di tengah cuaca ekstrem. UNHCR lantas mendesak Indonesia untuk mengizinkan kapal tersebut berlabuh di Aceh.

"UNHCR sangat prihatin atas keselamatan dan nyawa orang-orang yang ada di dalamnya," demikian kutipan pernyataan UNHCR, Selasa (28/12). "Untuk mencegah hilangnya nyawa yang tidak perlu, kami sangat mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengizinkan pendaratan yang aman."

Seorang nelayan setempat bernama Badruddin Yunus menjelaskan bahwa pihaknya tak dapat menarik perahu kayu yang rusak tersebut. Meski demikian, para nelayan telah menyediakan makanan, air dan pakaian untuk para penumpang yang kelaparan. Perahu itu dilaporkan menampung 60 orang wanita, 51 orang anak-anak, dan sembilan orang pria.


"Kondisi mereka terlihat lemah tapi baik-baik saja," tutur Yunus dikutip dari The Guardian. Menurutnya, para pengungsi tersebut hendak pergi ke Malaysia dan telah melaut selama 28 hari sebelum mesin kapal mereka rusak.

Sebelumnya, otoritas setempat telah menyediakan makanan, obat-obatan, mesin perahu baru dan teknisi untuk membantu memperbaiki perahu pengungsi Rohingya tersebut. Mereka awalnya berencana mendorong perahu pengungsi Rohingya itu kembali ke perairan internasional setelah diperbaiki.

Namun kekinian, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menarik perahu pengungsi Rohingya tersebut ke daratan atas nama kemanusiaan. Keputusan ini disampaikan oleh Irjen Pol Armed Wijaya selaku Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam.

"Keputusan ini dibuat setelah mempertimbangkan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal tersebut," jelas Armed dilansir BBC Indonesia. "Dari pengamatan yang dilakukan, penumpang kapal tersebut didominasi oleh perempuan dan anak-anak."

Armed menjelaskan bahwa semua pengungsi akan menjalani skrining kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait