Rentan Serang Kaum Muda, Kenali Ciri-Ciri dan Bahaya Toxic Positivity Berikut Ini
Pexels/Keira Burton
SerbaSerbi

Toxic positivity adalah sebuah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif, namun menolak semua emosi negatif. Lantas, seperti apa ciri-ciri dan bahayanya?

WowKeren - Ucapan atau perbuatan berbau toxic kerap ditemukan dalam masyarakat yang belum sepenuhnya menyadari kesehatan mental. Tak jarang, kita mengucapkan kata-kata penyemangat saat mengalami kegagalan atau kesedihan yang teramat dalam.

Tindakan itu memang tak sepenuhnya salah. Namun jika terus menolak emosi negatif, kita akan terjebak dalam situasi yang disebut dengan toxic positivity. Jika terus dibiarkan, kondisi ini justru bisa merusak kesehatan mental kita.

Toxic positivity bisa menyerang siapa saja, termasuk kaum muda. Dalam hal ini, tim WowKeren akan mengambil contoh para pejuang SBMPTN yang sedang berusaha keras agar dapat diterima di universitas impiannya.

Kerasnya persaingan masuk perguruan tinggi rentan membuat para siswa overthinking hingga stres. Pada akhirnya banyak dari mereka yang tanpa sadar mengalami toxic positivity agar bisa fokus mempersiapkan ujian tersebut.

Sehubungan dengan hal ini, tim WowKeren telah merangkum berbagai hal tentang toxic positivity, mulai dari penjelasan lengkap, ciri-ciri hingga bahayanya. Penasaran apa saja itu? Langsung saja yuk simak informasi lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Toxic Positivity?

Rentan Serang Kaum Muda, Kenali Ciri-Ciri dan Bahaya Toxic Positivity Berikut Ini

Source: Pexels

Toxic positivity adalah sebuah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif, namun menolak semua emosi negatif. Padahal, emosi negatif juga perlu diekspresikan, karena jika terus disangkal, dapat menyebabkan rusaknya kesehatan mental, termasuk stres berat, cemas, depresi hingga PTSD.

Seseorang yang menyampaikan kata-kata toxic positivity kemungkinan tidak bermaksud buruk karena ia ingin menyemangati orang lain yang sedang tertekan. Namun cara penyampaiannya yang salah justru akan berakibat buruk pada orang tersebut.

Salah satu contoh kalimat toxic positivity yang paling sering diucapkan adalah "Kamu lebih beruntung, masih banyak orang yang lebih menderita dari kamu" dan "Jangan menyerah. Aku saja bisa, masak kamu enggak?".

Kedua kalimat tersebut memang bersifat penyemangat, namun pada saat yang sama dia juga menjadi "serangan identitas" yang dilontarkan tanpa sadar. Padahal, yang benar-benar dibutuhkan seseorang saat merasa sedih atau tertimpa musibah adalah empati, bukan sekadar kata-kata penyemangat .

Pada akhirnya, sikap toxic positivity hanya akan menimbulkan berbagai perasaan tidak nyaman yang jika terus dibiarkan akan memicu gangguan mental. Bahaya banget, kan?

Ciri-Ciri Toxic Positivity

Rentan Serang Kaum Muda, Kenali Ciri-Ciri dan Bahaya Toxic Positivity Berikut Ini

Source: Pexels


Toxic positivity sering kali tidak disadari, karena itulah penting untuk memahami ciri-cirinya agar kamu dapat memahami perilaku tersebut. Dengan menyadarinya lebih awal, kita akan dapat menjaga kesehatan mental secara lebih baik.

Ciri pertama toxic positivity yang patut diwaspadai adalah menyembunyikan perasaan yang sebenarnya atau tidak jujur pada diri sendiri. Perilaku ini biasanya dipicu oleh kekhawatiran akan dianggap lemah oleh orang lain, sehingga ia akan berusaha untuk menonjolkan sisi positifnya saja. Padahal, mengenali masalah penting dilakukan agar kita dapat menemukan solusi terbaik.

Memberi motivasi yang bersifat menghakimi adalah ciri lainnya dari perilaku toxic positivity. Hal ini dapat ditemukan dalam beberapa kata penyemangat seperti "Untuk apa terus bersedih? Padahal banyak yang lebih menderita dari kamu" dan "Jangan dipikirkan terus, ambil sisi positifnya aja!"

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perkataan semacam itu hanya akan membuat orang lain merasa "dihakimi saat mengungkapkan kesedihannya". Alih- alih memberi solusi, kita justru membuatnya lebih terpuruk!

Ciri berikutnya dari toxic positivity adalah saat seseorang memilih menghindari masalah dan sulit mengontrol emosi. Lari dari masalah dan bersikap tertutup pada diri sendiri hanya akan membuat perasaan kita tidak tenang karena kesulitan mengungkapkan emosi.

Tanda-tanda toxic positivity lainnya adalah ketika kita merasa harus selalu bahagia dan positif dalam keadaan apapun. Emosi negatif seperti perasaan sedih, marah dan kecewa adalah sesuatu yang sangat normal dan perlu kita miliki untuk menjaga kesehatan mental.

Bahaya Toxic Positivity

Rentan Serang Kaum Muda, Kenali Ciri-Ciri dan Bahaya Toxic Positivity Berikut Ini

Source: Pexels

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, toxic positivity dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kesehatan mental maupun hubungan kita dengan orang lain. Sebab penyangkalan emosi negatif dalam jangka panjang hanya akan membuatnya menumpuk dan meledak secara tak terduga.

Toxic positivity dapat membuat kita terjebak dalam situasi atau hubungan yang buruk. Jika kita terus melontarkan kalimat penyemangat yang bersifat menghakimi, hal itu hanya akan membuat hubungan kita dengan orang lain menjadi tidak nyaman. Kita juga akan sulit bersosialisasi dengan mereka.

Toxic positivity juga dapat menghambat potensi diri. Saat seseorang berusaha meredam emosi negatif yang dimilikinya, ia tanpa sadar telah menghambat dirinya untuk berusaha menjadi lebih baik lagi. Sebab ia tidak belajar apapun dan hanya terus meyakinkan dirinya untuk berpikir positif.

Hal berbeda terjadi pada seseorang yang meluapkan emosinya ketika sedang tertimpa kemalangan. Dengan mengeluh, ia akan belajar untuk mengatur emosinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Selain itu, toxic positivity juga dapat menyebabkan rasa bersalah yang tidak perlu. Misalnya jika kamu tidak menemukan cara untuk merasa positif ketika sedang mengalami kemalangan, kamu akan merasa telah melakukan sesuatu yang salah. Padahal bisa saja hal itu bersumber dari orang lain atau lingkungan sekitar.

Demikian penjelasan, ciri-ciri hingga bahaya toxic positivity yang perlu kita ketahui. Dalam artikel selanjutnya, WowKeren akan menghadirkan beberapa tips untuk menghadapi perilaku toxic positivity, jadi pastikan untuk memantau update-nya di sini ya!

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait