Lesti Kejora mendapat kritikan dari banyak pihak karena memilih mencabut laporan dan berdamai dengan Rizky Billar. Disisi lain, sikap Lesti diduga murung imbas kritikan yang terus bermunculan.
- Ria Susilo Wardhani
- Kamis, 20 Oktober 2022 - 14:37 WIB
WowKeren - Lesti Kejora jadi sorotan pasca memilih berdamai dengan Rizky Billar. Sempat menyebut sebagai keputusan terbaik, ekspresi wajah Lesti kembali sendu justru memicu kecurigaan.
Awalnya, tampak video Baby L putra Lesti dan Billar. Bocah imut menggemaskan itu tampak aktif belajar berjalan ditemani kerabat.
"Papah, mana papah, itu bunda," kata seseorang yang memegangi Baby L. Tak lama, Baby L menuju Lesti sang ibu. Wajah Lesti tampak terlihat sendu ketika menyambut kehadiran Baby L.
Sejumlah netter tak urung kepo dengan ekspresi wajah Lesti tersebut. Sebagian kasihan namun tak sedikit yang bersikap julid.
"Kok mukanya Lesti kagak ada senang2nya. Kaya habis nangis gitu ya. 🤔🤔🤔," kata netter. "Lesti kok kayak tertekan gitu sih...," ujar netter. "Drama apalagi ini," ujar netter. "Np wajahnya? Jar ken rak wes ( biarkan saja). Mw sedih, mw happy, mw bucin, mw trauma, kita gak usah baper lg kek maren2. Mending ngurusin ortu qt,anak dan pasangan kita, cucian drmh numpuk, cucian di londry lom diambil (bagi yg nge londry), mikirin bsk masak menu nya apa, mikirin kerjaan dkntr. Urusan qt tu sbnrny udh byk lho," ujar netter.
Sebelumnya, Lesti dan Billar disentil Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait. Menurut Arist, aksi damai Lesti-Billar itu tak mengedukasi masyarakat. Arist juga menyarankan agar pihak terlapor menjalani terapi.
"Ketika kemarin itu penangguhan penahanan, jangan langsung pulang ke rumah dulu. Diterapi dulu ini si pelaku yang dilaporkan KDRT itu. Pastikan betul-betul steril baru mereka bisa bertemu lagi," kata Arist. "Ini kan langsung dadah-dadah (melambaikan tangan) seolah nggak ada masalah kan. Itu tidak mengandung edukasi! Seharusnya dia terapi dulu secara baik, lalu dinyatakan oleh psikolog atau memang expert di bidangnya, barulah bisa. Supaya tidak terulang lagi terjadi kekerasan ini."
(wk/riaw)
