'King the Land' Dikritik Perkara Pangeran Arab, Media Singgung Senasib 'Little Women'
JTBC/tvN
TV

Segera setelah kontroversi 'King the Land' ini muncul, media Korea menyinggung drama sebelumnya 'Little Women' yang senasib karena mendapat kritikan dari warga negara lain.

WowKeren - "King the Land" sedang menghadapi kritikan karena menampilkan Pangeran Arab Samir (Anupam Tripathi) sebagai seorang womanizer yang suka minum-minum dengan beberapa wanita. Padahal Arab adalah negara Islam yang mengharamkan minuman beralkohol.

Penonton Arab yang menonton "King the Land" melalui Netflix meminta tim produksi untuk menghapus adegan tersebut dan meminta maaf. Mereka menuangkan kritik dengan mengatakan karakter pangeran Arab dibuat tanpa memahami budaya Arab dan malah memakai aktor India.

Namun tim produksi sudah memberikan klarifikasi atas kritikan ini. "Karakter, wilayah, dan nama yang digambarkan dalam drama semuanya adalah latar fiksi. Samir tidak digambarkan sebagai pangeran dari negara tertentu," ungkap tim produksi.

Tim "King the Land" juga merilis pernyataan tambahan berkata, "Segala sesuatu dalam drama ini adalah fiksi dan kami tidak berniat mendistorsi budaya tertentu. Kami menghormati beragam budaya dan akan lebih berhati-hati untuk mencegah ketidaknyamanan bagi pemirsa."


Segera setelah kontroversi "King the Land" ini muncul, media Korea menyinggung drama sebelumnya yang senasib karena mendapat kritikan dari warga negara lain. Drama itu adalah "Little Women" tvN yang sampai dilarang tayang di Vietnam karena kontroversi distorsi sejarah.

Otoritas Penyiaran dan Informasi Elektronik Vietnam mengirimkan surat resmi yang meminta Netflix Vietnam untuk menghapus "Little Women" karena dianggap mendistorsi Perang Vietnam. Salah satu dialog yang menuai kontroversi adalah, "Tentara Korea bisa membunuh 20 tentara Viet Cong."

Ketika itu, perusahaan produksi Studio Dragon mengatakan, "Memang benar bahwa penayangan drama telah ditangguhkan atas permintaan otoritas Vietnam. Kami ingin meminta maaf karena menimbulkan kontroversi. Kami akan lebih memperhatikan kepekaan sosial dan budaya dalam produksi konten di masa mendatang."

Menurut media Korea, penting untuk menunjukkan rasa hormat dan pertimbangan kepada pemirsa global karena konten Korea kini menerima banyak cinta dari banyak negara di seluruh dunia. Oleh karena itu, tinjauan dan pertimbangan yang lebih menyeluruh diperlukan untuk memahami budaya dan sentimen dunia dan mencegah munculnya kontroversi seperti diskriminasi rasial dan distorsi budaya.

(wk/amal)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru