Ketua JAD Abu Umar Diamankan Densus 88, Sang Ibunda Beri Pengakuan Mengejutkan
Nasional

Sedangkan istri sah Abu Umar mengaku sang suami hanya sering bepergian untuk berjualan buku dan mengunjungi beberapa kota lain seperti Malang, Jombang, dan Surabaya.

WowKeren - Densus 88 berhasil menangkap ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur, Syamsul Arif alias Abu Umar, pada Senin (14/5) malam di Singosari, Kabupaten Malang. Seperti diketahui, kelompok JAD yang diketuai Abu Umar diduga menjadi dalang dari serentetan teror bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo.

Pria berusia 35 tahun ini bertempat tinggal di Blitar, tepatnya di Dusun Jatinom, Kanigoro, Kabupaten Blitar. Istri sah Abu Umar berada di Blitar bernama Insiah, sedangkan istri sirinya di Malang bernama Wahyu Mega Wijayanti.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan bahwa pasutri siri itu diduga terkait dengan jaringan JAD. Barang bukti pun telah diamankan. Sayang, ia enggan menjabarkan barang bukti tersebut.

"Pokoknya seperti yang dikatakan Kapolri, jaringan JAD," kata Barung dalam jumpa pers di Gedung Tribrata Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (15/5). "Pastinya ada barang bukti yang kami amankan, tak mungkin penangkapan tanpa barang bukti, apalagi ini namanya kegiatan terorisme."

Di sisi lain, istri sah Abu Umar mengaku tidak tahu jika sang suami memiliki istri siri. Ia mengaku sang suami hanya sering bepergian untuk berjualan buku dan mengunjungi beberapa kota lain seperti Malang, Jombang, dan Surabaya.

"Enggak tahu saya. Silakan tanyakan sendiri kalau orangnya ada," ujar Insiah dilansir Detik pada Kamis (17/5). "Dia kan jualan majalah dan buku-buku. Jadi ke mana-mana itu untuk kulakan buku."


Sedangkan ibu kandung Abu Umar, Patokah, memberikan pengakuan yang cukup mengejutkan. Rupanya ia sempat menegur anaknya untuk tidak mengikuti aliran paham yang aneh-aneh. Namun Abu Umar memilih tetap pada pendiriannya.

"Sudah dibilangin nggak usah ikut yang begitu itu tetap ngeyel," kata Patokah. "Sedih saya merasakan anak saya yang itu. Enggak seperti saudaranya yang lain."

Tragedi bom bunuh diri di Surabaya menuai banyak kecanaman publik. Banyak nyawa tak berdosa yang tewas. Keluarga Dita Oeprianto melakukan bom bunuh diri di tiga gereja, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya pukul 07.30 WIB. Bom kedua meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, sedangkan bom ketiga meledak di Gereja Pantekosta Pusat (GPPS) di Jalan Arjuna.

Tak sampai di situ, peristiwa ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya juga didalangi oleh keluarga Tri Murtiono. Ia mengajak istri beserta tiga orang anaknya. Syukur, salah satu anak Tri berhasil selamat.

Kawasan Sidoarjo juga ikut dihebohkan dengan keluarga Anton Ferdiantono yang merupakan pelaku ledakan di Rusunawa Wonocolo yang diduga tak sengaja meledakkan dirinya saat mencoba merakit bom. Akibat ledakan tersebut, istri dan satu orang anak tewas sedangkan kedua anak Anton lainnya mengalami luka-luka.

Kini pihak berwenang terus memburu para terduga teroris di berbagai wilayah Tanah Air. Masyarakat pun diminta tetap tenang dan waspada.

(wk/diah)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru