Moeldoko Tanggapi Isu Kapolres Garut Dituding Dukung Jokowi, Tegaskan Polisi Tetap Netral
Instagram/dr_moeldoko
Nasional

Moeldoko meminta agar publik tidak mudah termakan oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya sebab isu-isu negatif sangat berpotensi memecah belah bangsa.

WowKeren - Dalam kampanye, ada pihak-pihak yang dituntut untuk bisa menjunjung tinggi netralitas untuk tidak mendukung salah satu Paslon. Salah satunya adalah pihak kepolisian.

Namun, baru-baru ini santer dibicarakan seorang mantan Kapolsek Pasirwangi, AKP Sulman Aziz, yang mengaku diperintah oleh Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna untuk mendukung Joko Widodo alias Jokowi-Ma'ruf Amin. Tudingan ini langsung ditepis oleh Budi. Budi menegaskan bahwa ia tak pernah memberikan arahan untuk mendukung salah satu Paslon.

Isu semacam ini tentu dikhawatirkan akan mencederai kepercayaan publik terhadap Polri sebagai lembaga yang netral. Untuk itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut angkat bicara menanggapi hal ini.

Moeldoko mengatakan bahwa menjelang Pemilu, setiap orang bisa menyebar isu negatif dengan tujuan tertentu. Ia menegaskan bahwa Polri merupakan alat negara yang akan tetap menjunjung tinggi netralitas tersebut.

"Dalam situasi saat ini, siapa pun dapat mengatakan apa pun dan memiliki tujuan, apalagi dalam konteks Pemilu," tutur Moeldoko. "Sangat jelas Kapolri telah menetapkan dan mengutarakan posisi Polri netral, tidak ada sistematis perintah harus ini itu."


Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu semacam ini. Dikatakannya, publik harus jeli dalam mencerna informasi dan tidak langsung percaya sebelum membuktikan kebenarannya.

Isu-isu semacam ini berpotensi memecah belah bangsa. Moeldoko memastikan bahwa Polri sebagai aparat negara akan mampu menangani isu-isu semacam itu.

"Masyarakat harus jeli dan berhati-hati dan jangan mudah percaya," tegas Moeldoko. "Jangan karena Pemilu kita dapat terpecah persatuan dan kesatuan bangsa, pasti polisi bisa menangani hal ini sendiri."

Sebelumnya, Sulman mengatakan bahwa dirinya merasa dizalimi oleh pimpinannya yang memutasi jabatannya dari Kapolsek Pasirwangi menjadi Janit Seksi Penindakan Pelanggaran Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar. Sedangkan, Budi menilai bahwa mutasi tersebut adalah hal yang wajar mengingat Sulman sudah menjabat sebagai Kapolsek selama dua tahun.

"Kalau masalah dicopot itu kan hal yang wajar mutasi wajar," tutur Budi. "Beliau itu sudah hampir dua tahun jadi Kapolsek dan mutasinya bukan mutasi sendiri."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait