Dengan kondisinya saat ini, Randy Pangalila meminta maaf tidak bisa meladeni wawancara media. Ia masih enggan berbagi cerita soal banjir yang dialaminya bersama istri.
- Diah Candra Trisanti
- Jumat, 03 Januari 2020 - 01:14 WIB
WowKeren - Banjir Jakarta menjadi perhatian publik di awal tahun 2020. Banjir kali ini disebut-sebut lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah rumah selebriti pun menjadi korban. Salah satunya adalah Randy Pangalila.
Seperti diketahui, sejak Rabu (1/1) lalu, wilayah Jabodetabek terendam banjir. Kawasan rumah randy pun menjadi lokasi terparah pada banjir tahun ini.
Lewat akun Instagram Story miliknya, Randy sempat mengunggah foto dirinya bersama sang istri yang tengah mengungsi di atas genteng. Mobil pribadi Randy bahkan sudah tenggelam oleh air yang berwarna cokelat.
"Sudah parah sih mobil gua sudah masuk," ungkap Randy. "Mau diapain lagi. semoga selamat yang kena."
Dengan kondisinya itu, Randy pun meminta maaf tidak bisa meladeni wawancara media. Ia masih enggan berbagi cerita soal banjir yang dialaminya. Bukan tanpa alasan, saat ini ia masih harus kerja bakti lebih dulu.
Air yang menggenangi rumah Randy pun mulai surut. Namun saluran air dan listrik masih dipadamkan oleh pihak terkait.
"Kondisi kami sekeluarga sudah baik2 saja, air sudah surut, cuman rumah porak poranda," terang Randy. "Air pun masih mati dan listrik sudah pasti off juga."
"Mohon maaf untuk teman-teman media saya belum bisa untuk diwawancara," tambah Randy. "Lagi kerja bakti dulu, terima kasih untuk pengertiannya."
Selain Randy, beberapa selebriti Tanah Air lainnya juga menjadi korban banjir. Sebut saja Yuni Shara, Evi Masamba, Rian Ekky Pradipta, Nikita Mirzani hingga Nycta Gina.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membantah jika banjir kali ini disebabkan karena produksi sampah yang dibuang sembarangan. Untuk saat ini, alih-alih menyalahkan sampah atau cara masyarakat membuang sampah, Anies mengaku hanya ingin fokus dalam upaya penyelamatan warga.
Usai evakuasi, pemerintah daerah dan pemerintah pusat bisa duduk bersama. Hal ini dilakukan guna mengumpulkan data dan berbicara terkait penanggulangan banjir.
(wk/diah)
