Trump Akui Rela Jadi Orang Pertama atau Terakhir Terima Vaksin Corona
Getty Images
Dunia

Trump mengaku siap menjadi orang pertama yang disuntik vaksin COVID-19 demi membuktikan keamanannya. Namun ia juga rela menjadi yang terakhir agar tak muncul anggapan egois.

WowKeren - Amerika Serikat semakin menunjukkan keseriusan dalam menghadapi wabah virus Corona. Salah satunya terbukti dari pemesanan 100 juta dosis vaksin COVID-19 produksi Pfizer oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Dan pada kesempatan itu, Trump mengaku siap menjadi orang pertama yang mendapat injeksi vaksin, semata-mata demi membuktikan bahwa senyawa itu aman. Namun demi mencegah munculnya pandangan bahwa dirinya egois, Trump pun mengaku juga bersedia menjadi orang terakhir yang mendapat suntikan vaksin.

"Kamu tahu cara kerjanya," tutur Trump dalam wawancaranya dengan Fox News. "Jika saya orang pertama (yang terima vaksin) mereka akan mengatakan 'dia sangat egois, dia ingin mendapatkan vaksin duluan."

"Saya benar-benar akan melakukannya jika mereka menginginkan," imbuh konglomerat properti itu, seperti dilansir pada Jumat (24/7). "Aku akan mengambil yang pertama, atau mungkin yang terakhir."


Trump sendiri menilai sedang dalam posisi dilematis terkait dengan masalah vaksin ini. Apabila ia menerima paling awal, maka masyarakat akan menuduhnya egois. Sedangkan bila menerima terakhir, masyarakat juga akan kembali menyerangnya dengan tudingan tidak percaya vaksin.

Pada kesempatan yang sama, Trump juga mendorong pengembangan perawatan terapeutik untuk virus Corona. Metode perawatan ini kembali muncul di beberapa negara bagian setelah pemerintah perlahan-lahan mencabut pembatasan tinggal di rumah dan berbagai restriksi aktivitas lain.

Sementara terkait dengan vaksin tersebut, Trump menyatakan setiap orang Amerika Serikat akan mendapatkannya secara gratis, sesuai dengan kesepakatan antara pemerintah dengan Pfizer. Sedianya vaksin itu akan siap pada tahun 2021 mendatang.

Penelitian soal vaksin antivirus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memang terus menunjukkan hasil yang baik. Seperti misalnya vaksin yang dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Tiongkok, Sinovac, yang akan diuji klinis terhadap 1.602 orang Indonesia mulai Agustus 2020 mendatang.

Uji klinis fase III ini akan digelar selama 6 bulan sehingga estimasinya baru siap diproduksi pada 2021 mendatang. Namun demikian terungkap ada syarat berat yang mesti dipenuhi oleh vaksin tersebut sebelum diizinkan diproduksi massal.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait