Prancis Wanti-Wanti Iran untuk Tak Campuri Urusan Lebanon Pasca Insiden Ledakan Beirut
Reuters
Dunia

Iran memiliki pengaruh besar di Lebanon melalui kelompok Syiah Hizbullah yang sangat terwakili di pemerintahan sebelumnya dan memiliki aliansi dengan faksi Presiden Michel Aoun.

WowKeren - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Iran agar tidak ikut campur urusan Lebanon usai ledakan dahsyat yang terjadi di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu. Diketahui, saat ini Lebanon sedang berusaha bangkit untuk membangun kembali negaranya yang tengah mengalami krisis.

Dilansir dari CNN, dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Macron menekankan perlunya semua kekuatan terkait untuk menghindari campur tangan pihak luar dan untuk mendukung pemerintah Lebanon mengelola keadaan darurat.

Macron merupakan pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Beirut setelah ledakan. Dia telah mengambil peran utama dalam mengkoordinasikan tanggapan internasional dan pada akhir pekan memimpin konferensi bantuan virtual yang menghasilkan lebih dari USDD 295 juta atau sekitar Rp4,37 triliun dalam bentuk janji (pledges).

Macron mengatakan kepada Rouhani bahwa dia ingin melestarikan kerangka kesepakatan itu dan bekerja untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut. "Dalam hal ini, dia (Macron) meminta Iran mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari peningkatan ketegangan," ujar pihak Elysee, kediaman resmi Presiden Prancis.


Iran memiliki pengaruh besar di Lebanon melalui kelompok Syiah Hizbullah yang sangat terwakili di pemerintahan sebelumnya dan memiliki aliansi dengan faksi Presiden Michel Aoun. Pembicaraan mereka terjadi ketika Dewan Keamanan PBB dalam beberapa hari mendatang dilaporkan akan menolak resolusi AS untuk memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran karena bertentangan dengan Tiongkok dan Rusia yang memiliki hak veto.

Macron berusaha memainkan peran utama untuk berupaya mempertahankan kesepakatan 2015 oleh kekuatan dunia tentang program nuklir Iran, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2018 keluar dari kesepakatan tersebut.

Terlepas dari hal tersebut, insiden ledakan ini menewaskan 200 orang dengan ribuan warga yang terluka, menghancurkan area hingga radius 5 kilometer. Disebutkan pula sebanyak 300 ribu penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal layak akibat hancur atau rusak berat terdampak ledakan.

Dua ledakan besar yang mengguncang Beirut terjadi di tengah krisis ekonomi dan pandemi COVID-19 yang menghimpit Lebanon. Warga Lebanon turun ke jalan-jalan untuk berunjuk rasa memprotes pemerintah, meskipun Perdana Menteri Hassan Diab dan pemerintahannya telah mengundurkan diri.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait