AS Bakal Jadi Mediator dalam Pertemuan Menlu Armenia dan Azerbaijan
Dunia

Keterlibatan AS dalam konflik kedua negara itu karena Washington merupakan ketua bersama dalam Minsk Group, kelompok di bawah Konferensi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa.

WowKeren - Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah bagi Menteri Luar Negeri Azerbaijan dan Armenia untuk bertemu pada akhir pekan ini. Pertemuan tersebut akan berkaitan seputar konflik yang berkecamuk di wilayah Nagorno-Karabakh.

Dilaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, akan terlebih dahulu bertemu dengan diplomat tertinggi Baku, Jeyhun Bayramov. Dia pun melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan.

Laporan tersebut tidak jelas tentang keputusan melakukan pertemuan trilateral akan direncanakan. Namun, Duta Besar Azerbaijan untuk AS, Elin Suleymanov, menyatakan tidak mengesampingkan kemungkinan pertemuan tiga arah. "Kami ingin pembicaraan yang substantif," kata Suleymanov.

Keterlibatan AS dalam konflik kedua negara tersebut karena Washington merupakan ketua bersama dalam Minsk Group. Kelompok di bawah Konferensi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) diketuai bersama juga oleh Prancis dan Rusia.

Di sisi lain, Armenia dan Azerbaijan sebenarnya telah melakukan gencatan senjata pada Sabtu (17/10), menyusul eskalasi besar yang menyaksikan serangan rudal menewaskan 13 orang termasuk anak-anak kecil di Azerbaijan. Diketahui, serangan rudal menerjang sejumlah rumah di kota Ganja, Azerbaijan, pada Sabtu dini hari. Namun gencatan senjata tersebut gagal dan perang kembali pecah.


Sebelumnya gencatan senjata pertama juga gagal akibat kedua belah pihak saling menuduh melakukan serangan baru di Kaukasus Selatan sejak 1990-an. Baku mengatakan 13 warga sipil tewas dan lebih dari 50 lainnya cedera di kota Ganja oleh rudal dari Nagorno-Karabakh. Yerevan menuduh Azerbaijan menembaki daerah-daerah yang berpenduduk di kantong dan mengebom sasaran di Armenia.

Pertempuran itu adalah yang terburuk di wilayah tersebut sejak Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia berperang pada 1990-an di Nagorno-Karabakh. Wilayah itu secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni dan diperintah oleh etnis Armenia.

Sementara itu, Nagorno-Karabakh sendiri merupakan bagian wilayah Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia. Sejarah konflik dua pihak yang berada di wilayah Kaukasus ini sudah terjadi sejak perang Nagorno-Karabakh pada 1980 hingga 1994.

Usai keruntuhan Uni Soviet, wilayah ini memproklamasikan kemerdekaannya pada 1991. Namun, itu tak diakui dunia internasional. Referendum kemudian dilakukan pada 2017 dengan mayoritas mendorong kemerdekaan. Negara-negara besar pun kembali tak mengakui hasilnya. Hanya kepada Armenia Karabakh bergantung.

Perundingan berlarut-larut yang dimediasi negara-negara besar hingga kini tetap tak menemui hasil signifikan. Gencatan senjata antara Karabakh dengan Azerbeijan terakhir terjadi pada 1994.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait