Ada Kemungkinan Vaksin Corona Untuk Dewasa dan Anak Berbeda, Ini Penjelasan Ahli
Health

Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menyatakan tidak semua vaksin COVID-19 hanya bisa digunakan oleh orang dewasa berusia 18-59 tahun. Dia mengatakan target pengguna vaksin tergantung dari proses pengembangan awal.

WowKeren - Vaksinasi COVID-19 akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Namun, tak semua orang dapat menerima vaksin corona tersebut.

Salah satunya seperti anak-anak hingga orang yang memiliki alergi. Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menyatakan tidak semua vaksin COVID-19 hanya bisa digunakan oleh orang dewasa berusia 18-59 tahun.

"Itu tergantung dari pilihan yang ditetapkan oleh pengembang vaksin dalam merekrut relawan," ujar Ahmad, Kamis (7/1). Ia kemudian mencontohkan pengembang vaksin Sinovac yang memilih relawan dalam uji klinis berusia 18-59 tahun.

Sinovac disebut cenderung mengeksklusi lansia ketika memulai uji klinisnya meski dalam perjalanan waktu mulai merekrut lansia juga. Sedangkan vaksin Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca, dia berkata bisa digunakan oleh lansia karena sejak awal melibatkan lansia dalam melakukan uji klinis.

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan ada sejumlah alasan pengembang vaksin menargetkan relawan dalam usia tertentu. Misalnya, dia mengatakan target usia ditentukan dari populasi di mana mereka melakukan uji klinis.


"Sinovac dari China mungkin awalnya mentargetkan non lansia karena demografi Asia memang cenderung muda," ujarnya. "Sedangkan pengembang dari Eropa atau Amerika cenderung melibatkan lansia karena demografi mereka proporsi lansia cukup besar."

Di sisi lain, penerima vaksin idealnya harus sesuai dengan usia relawan dalam uji klinis. Namun, Ahmad tidak bisa memastikan dampak apabila usia penerima vaksin tidak sama dengan yang ada dalam uji klinis. "Kalau berbeda kita tidak tahu apakah ada manfaat atau bahayanya. Jadi memang harus konservatif," ungkapnya.

Ahmad menambahkan Pfizer dan Moderna sedang melakukan uji klinis pada anak usia 12-18 tahun. Namun, dia mengaku tidak mengetahui secara spesifik komposisi dari vaksin tersebut.

Dikutip dari laman Satgas Penanganan COVID-19, uji klinis vaksin COVID-19 masih dibatasi pada umur 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak disebut masih direncanakan pada beberapa kandidat vaksin.

Selain itu, Satgas menyampaikan sudah ada beberapa kandidat vaksin yang dapat diberikan untuk mereka yang berusia 60 hingga 89 tahun. Namun, tahap awal vaksinasi di Indonesia diberikan pada orang dewasa sehat usia 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru