Kehidupan Para Pemuda Ukraina yang 'Terjebak' dalam Ancaman Invasi dari Rusia
Dunia

Konflik Ukraina dan Rusia semakin memanas. Para masyarakat Ukraina pun kini dibuat waspada dan merasa tak aman karena hidup dalam bayang-bayang potensi invasi Rusia.

WowKeren - Saat ini hubungan Ukraina dan Rusia kembali memanas. Mata dunia tertuju pada Ukraina karena lebih dari 100 ribu tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan dan memberi peringatan soal invasi besar yang akan datang.

Ketika Ukraina menggulingkan presiden pro-Rusia mereka pada tahun 2014, Vladimir Putin menguasai Krimea dan mendukung separatis pro-Rusia di Ukraina Timur. Konflik yang telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa itu pun berlanjut hingga hari ini.

Bagi banyak pemuda Ukraina yang lahir sekitar atau setelah jatuhnya Uni Soviet, langkah Rusia untuk mencegah negara itu bergabung dengan lembaga seperti NATO adalah serangan langsung terhadap tanah merdeka tempat mereka dibesarkan. Meskipun kehidupan berlanjut seperti biasa bagi banyak orang di Ukraina, hidup di puncak invasi tidak mudah. Bagaimana rasanya tinggal di negara yang mungkin berada di ambang perang?

"Rusia menginvasi Ukraina pada 2014, dan sejak itu negara kami menjadi tidak stabil. (Ribuan) orang Ukraina telah tewas dalam perang ini, dan jumlahnya terus bertambah. Akhir-akhir ini, semakin banyak informasi negatif (dan) meresahkan," ungkap Yana Borodina (25) guru yoga yang tinggal di Kyiv melansir Vice.


Yana mengaku berusaha mengikuti update informasi soal konflik tersebut. Bahkan Yana juga sudah mempersiapkan diri jika ada serangan yang terhadi.

"Saya telah mengubah rutinitas saya sekarang sehingga saya sekarang mengikuti berita tentang konflik dengan cermat dan memeriksa sumber info lebih teliti. Saya juga memiliki peralatan dan perlengkapan yang siap untuk saya bawa jika terjadi serangan di Kyiv, tetapi saya tidak ingin percaya bahwa serangan akan terjadi," sambungnya.

Mayoritas mereka sadar dan waspada dengan ancaman konflik yang kini tengah terjadi. Meski begitu, mereka optimis jika masalah konflik tersebut bisa berakhir baik.

"Bagi saya, tekanan dari Rusia bukanlah hal baru. Perang di Ukraina timur telah berlangsung selama 8 tahun. Tapi akhir-akhir ini, saya membaca tentang ancaman baru dan pasukan yang ditarik ke perbatasan kita. Saya belum membuat persiapan apa pun, tetapi mungkin saya harus melakukannya. Saya tidak tahu," ujar Yulia Romanets (28), seorang penata gaya pribadi dan pekerja dukungan TI.

"Pihak berwenang Rusia tidak dapat menerima bahwa kami adalah negara merdeka. Mereka terus-menerus ikut campur dalam politik internasional dan domestik kita. Mereka ingin membangun kembali Uni Soviet, yang menurut saya mengerikan. Saya pikir kebebasan adalah salah satu nilai terpenting yang dimiliki orang. Saya tidak ingin kehilangannya. Saya tidak ingin merasakan dampak dari negara di mana hak asasi manusia dan kebebasan tidak dihormati," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait