Pelaku Flexing Meresahkan? Begini Cara Menyikapinya
pixabay
SerbaSerbi

Fenomena flexing atau pamer kekayaan marak terjadi di tengah masyarakat saat ini. Berikut cara bijaksana yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi pelaku flexing.

WowKeren - Fenomena flexing atau pamer kekayaan telah menjadi hal umum di masyarakat. Bahkan konten flexing bisa dikatakan sebagai tontonan yang paling diminati saat ini. Pakar media dari LIPI, Nina Widyawati, membenarkan hal tersebut.

"Sekarang sinetron yang laris jumlahnya tidak banyak dan nontonnya juga dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedangkan nonton pameran harta melalui media digital tidak dibatas oleh ruang dan waktu," kata Nina Widyawati.


Namun, pernah gak sih sobat WowKeren merasa terganggu dengan konten-konten flexing yang bertebaran di media sosial? Apalagi saat menyadari bahwa pelaku flexing hanya pura-pura kaya. Seperti yang telah dibahas WowKeren di artikel sebelumnya tentang ciri-ciri fake rich.

Nah, pada artikel kali ini WowKeren akan mengulas beberapa tips bijak menghadapi pelaku flexing yang meresahkan. Penasaran bagaimana? Yuk, simak ulasan di bawah ini.

(wk/Sisi)

1. Abaikan Pelaku Flexing


Abaikan Pelaku Flexing
pxhere

Jangan memberi panggung pelaku flexing. Apresiasi yang didapatkan pelaku flexing akan memicu mereka untuk terus melakukannya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari psikolog Psychology Today, Andrea F. Polard Psy.D.

"Jangan memberikan apresiasi kepada para pencari atensi (pelaku flexing). Perhatian Anda akan memicu mereka untuk terus melakukannya," kata Andrea F. Polard Psy.D.

2. Menolak Bersaing


Menolak Bersaing
pixabay

Sebisa mungkin jauhi perasaan ingin bersaing dengan pelaku flexing. Sikap itu disebut hanya akan menambah persoalan baru. Psikolog Jean Twenge mendukung pendapat tersebut.

"Jangan berkompetisi. Tidak akan ada pemenang tentang siapa yang memiliki pasangan atau kehidupan sosial terbaik. Itu hanya akan mengarahkan ke masalah baru," kata Jean Twenge.

3. Jaga Rasa Percaya Diri


Jaga Rasa Percaya Diri
pixabay

Bekali diri dengan rasa percaya diri yang tinggi. Dengan begitu, Anda tak akan terintimidasi dengan aksi pamer pelaku flexing. Praktisi sekaligus Pakar Metafisika, Dewi Sundari, turut membenarkan hal ini.

"Hadapi dengan kepercayaan diri. Akan ada kalanya, Anda akan merasa terintimidasi karena mendengarkan apa yang mereka pamerkan. Sehingga Anda akan menjadi kurang percaya diri dan tidak tahu harus bersikap bagaimana," papar Dewi Sundari.

"Maka solusinya jagalah rasa percaya diri Anda. Jangan biarkan omongan mereka menjadikan Anda rendah diri karena setiap orang akan memiliki pencapaian yang berbeda," lanjut Dewi Sundari.

4. Mencoba Memahami Kondisi Mereka


Mencoba Memahami Kondisi Mereka
pixabay

Hadapi pelaku flexing dengan santai. Terlepas apapun alasan pelaku flexing gemar pamer harta, cobalah untuk memahaminya. Seperti yang disampaikan oleh Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dewi Ilma Antawati.

"Kita tidak perlu berlebihan terhadap orang yang melakukan flexing. Kita cukup memahami mengapa seseorang melakukan hal tersebut. Untuk mencegah agar kita tidak menjadi pelaku, maka kita perlu mengenal kekuatan dan kelemahan diri, menerima kekuatan dan memaafkan kelemahan yang dimiliki," kata Dewi Ilma Antawati.

"Berusaha terus melakukan pengembangan diri, serta meningkatkan empati dengan cara memperbanyak kegiatan sosial dan berbagi dengan orang lain," imbuh Dewi Ilma Antawati.

5. Berhenti Mempermalukan Pelaku


Berhenti Mempermalukan Pelaku
pixabay

Mempermalukan pelaku flexing di depan umum hanya akan membuat pelaku flexing semakin agresif. Mereka bakal terpacu untuk terus membuktikan diri. Psikolog Jean Twenge juga berpendapat demikian.

"Hindari mempermalukan orang di depan kelompok. Sifat narsistik atau menonjolkan diri sendiri akan semakin agresif setelah penolakan sosial," kata Jean Twenge.

6. Dekati Dengan Kesederhanaan


Dekati Dengan Kesederhanaan
pixabay

Sikapi pelaku flexing dengan gaya hidup sederhana. Dengan begitu, pelaku flexing akan sadar bahwa yang berharga tak hanya barang mewah saja. Anjuran itu disampaikan oleh Dewi Sundari.

"Ajaklah mereka pergi ke tempat sederhana atau berilah hadiah yang tidak mahal. Dengan begitu perlahan mereka akan sadar bahwa yang berharga itu bukan barang mahal saja. Sesuatu yang sederhana pun ada nilainya ketika dilihat dari sudut pandang yang berbeda," kata Dewi Sundari.

7. Beri Nasehat


Beri Nasehat
pixabay

Cobalah mengarahkan pelaku flexing ke arah yang lebih baik. Bila pelaku flexing adalah orang dekat, cobalah menasehatinya secara halus agar tak tersinggung. Prof. Rhenald Kasali, Ph.D juga mengimbaukan hal tersebut.

"Jadi kita sebagai orang dekat juga berkontribusi. Ketika mereka (pelaku flexing) muncul ke publik, baiknya menyentuh sedikit-sedikit 'eh, begini loh' jadi dibangkitkan kesadarannya. Sedikit-sedikit aja gak usah banyak-banyak," kata Prof. Rhenald Kasali, Ph.D.

Nah, cara di atas bisa kalian terapkan untuk menghadapi para pelaku flexing yang belakangan ini kerap muncul di media sosial. Yang terpenting, tetap mawas diri di tengah fenomena flexing saat ini.

So, gimana sobat WowKeren, menarik bukan bahasan soal flexing ini? Semoga, artikel yang dibagikan WowKeren dapat bermanfaat untuk sobat semua. Terus nantikan artikel selanjutnya ya! See you.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait