Untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada Kamis (21/4), tim WowKeren telah merangkum beberapa sifat RA Kartini yang patut diteladani oleh kaum perempuan. Apa saja itu?
- Eva Lestari
- Kamis, 21 April 2022 - 15:37 WIB
WowKeren - Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April setiap tahunnya. Penetapan Hari Kartini oleh pemerintahan Presiden Soekarno tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964.
Penetapan tersebut dilakukan untuk menghargai jasa Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat (RA Kartini) yang dianggap sebagai tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Kartini adalah pahlawan Indonesia yang memperjuangkan hak dan kebebasan kaum perempuan agar bisa mendapatkan kedudukan yang sama dengan pria, terutama dalam hal pendidikan.
Kartini adalah seorang wanita yang lahir dari keluarga bangsawan, dan ayahnya berstatus sebagai Bupati Jepara. Karena hal itu, dia bisa mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School) atau setara dengan SD hingga berusia 12 tahun. Kartini adalah gadis yang menaruh perhatian besar pada pendidikan, sehingga dia selalu semangat dan rajin belajar.
Sayangnya, Kartini harus berhenti sekolah karena dia harus tinggal di rumah untuk dipingit dan dinikahkan. Semangat Kartini untuk belajar tak padam meski dipingit, dan selama momen itu dia menyadari bahwa wanita pribumi selalu dipandang dengan sebelah mata. Pemikiran itu akhirnya membuat Kartini bertekad untuk meningkatkan derajat dan menyetarakan hak serta status wanita Indonesia agar sama dengan pria.
Di hari ini, tim redaksi akan mengajak pembaca setia WowKeren untuk merayakan Hari Kartini dengan mempelajari sifatnya yang begitu inspiratif dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja itu? Langsung saja yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
(wk/eval)1. Cerdas dan Berwawasan Luas
Semangat Kartini untuk belajar tak pernah padam, meski ia harus berhenti mengenyam pendidikan di usia belia. Ia membuktikan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Karena itulah Kartini terus memperluas wawasannya saat menjalani masa pingitan.
Ia belajar dengan berbagai media, mulai dari buku, koran, majalah hingga bertukar surat dengan temannya di Belanda. Bidang yang dipelajari Kartini juga cukup beragam, mulai dari sosial, politik hingga sastra. Semangat tersebut sebaiknya kita tiru, apalagi akses untuk belajar menjadi semakin mudah di zaman modern ini.
2. Selalu Patuh pada Orangtua
Kartini memiliki pandangan yang cukup berbeda dengan orangtuanya. Kendati demikian, dia tetap menghormati keputusan orangtuanya meski tiba-tiba dijodohkan dan harus berhenti sekolah. Kartini juga tidak membangkang saat dilarang pergi ke Belanda atau Batavia untuk mengenyam pendidikan.
Alih-alih memberontak, Kartini tetap menghormati keputusan orangtuanya. Ia lebih memilih untuk meredam ego dan menghabiskan waktunya untuk belajar. Sifatnya ini tentu patut kita teladani, karena orangtua memiliki jasa yang begitu besar dalam hidup kita.
3. Rendah Hati
Meski berasal dari keluarga bangsawan, Kartini adalah wanita yang jauh dari kata sombong. Dia senang bergaul dengan siapa saja dan merasa sedih setiap kali melihat seseorang mempermasalahkan status dan kasta. Baginya, hidup dengan kesederhanaan akan mencegah kesengsaraan di masa depan.
Sifat itu terus ia terapkan sepanjang hidup, termasuk saat melangsungkan pernikahan. Meski mampu, Kartini memilih untuk tidak mengadakan pesta mewah dan hanya mengenakan pakaian sederhana. Perilaku bijak ini tentu patut kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Berjiwa Sosial dan Penuh Kasih Sayang
Kartini memiliki jiwa sosial yang tinggi dan selalu peduli pada sesama, serta beranggapan bahwa manusia diciptakan untuk saling menyayangi dan mengasihi. Ia bahkan membuka sekolah untuk anak-anak dari kalangan menengah ke bawah agar mereka juga bisa mengenyam pendidikan seperti keturunan bangsawan.
Sifat tersebut patut kita teladani, karena kebaikan tak akan lekang oleh waktu. Rasa empati kita akan meningkat dengan membahagiakan sesama dan memperhatikan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita.
5. Berani Berpendapat
Tekad Kartini untuk menyetarakan gender menerima banyak tentangan dari masyarakat di sekitarnya. Tindakannya juga dianggap tidak sesuai dengan norma yang ada. Namun hal itu tak membuatnya patah semangat dan dia berani mendobrak berbagai aturan karena meyakini apa yang dilakukannya bisa berdampak besar.
Keberanian Kartini perlu diteladani oleh kaum perempuan masa kini. Sebab dengan mengungkapkan ide dan pikiran positif secara gamblang, kita berpeluang mengubah banyak hal penting dalam hidup.
6. Pantang Menyerah
Meski dibatasi oleh adat dan sistem saat itu, Kartini enggan menyerah begitu saja dalam memajukan kaum wanita pribumi. Dia selalu menemukan cara untuk menerbitkan hasil tulisannya yang selalu dihalangi untuk disebarluaskan.
Berkat tekadnya yang tak tergoyahkan, Kartini berhasil mendirikan sekolah khusus untuk mendidik para perempuan dan anak-anak pribumi, sehingga kaum wanita di Indonesia akhirnya diperlakukan setara dengan laki-laki. Kesungguhannya ini sangat penting untuk dicontoh, terutama jika kita ingin mencapai atau mengubah sesuatu.
7. Tidak Mudah Bergantung pada Orang Lain
Selain pendidikan, semangat Kartini yang patut diteladani adalah tidak mudah bergantung pada orang lain. Dengan menjadi wanita mandiri, kita bisa memiliki mental sekuat baja dan lebih siap saat harus menghadapi berbagai problematika yang ada.
Karena itu, cobalah untuk tidak mudah bergantung pada orang lain dan mulai kurangi sifat manja yang mungkin kamu miliki. Buat dirimu bermanfaat, sehingga kamu bisa terus bergerak maju tanpa terpaku pada kebahagiaan orang lain.
Demikian tujuh sifat teladan ibu kita Kartini yang patut untuk dicontoh. Setelah mengetahui hal ini, tak ada salahnya untuk mulai kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari!
