Boris Johnson Berjuang Pertahankan Posisi Sebagai PM Inggris Di Tengah Seruan Pengunduran Dirinya
AP/Frank Augstein
Dunia

Nasib PM Inggris Boris Johnson saat ini tengah di ambang krisis. Pasalnya, banyak seruan meminta Johnson untuk mundur dari jabatannya, terlebih banyak menteri senior yang juga telah mengundurkan diri.

WowKeren - Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson saat ini tampaknya tengah menghadapi ancaman krisis. Terlebih dua menteri paling senior Inggris telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari kabinet pemerintahan yang berjalan saat ini.

Di samping itu, seruan agar Johnson mengundurkan diri sebagai PM Inggris terus terngiang. Hal ini lantas membuatnya berjuang untuk tetap mempertahankan posisinya sebagai PM Inggris.

Pada Rabu (6/7), Johnson tampak menepis seruan untuk pengunduran dirinya setelah tiga menteri Kabinet dan sejumlah pejabat senior lainnya mengatakan bahwa mereka tidak bisa lagi menjabat di bawah kepemimpinannya yang dilanda skandal.

Akan tetapi, Johnson bersikeras menolak tuntutan agar mundur selama sesi penuh badai di House of Commons di tengah kehebohan terkait penanganannya atas tuduhan pelanggaran seksual terhadap seorang pejabat senior.

Sementara berdasarkan laporan Asosiasi Pers Inggris yang dilansir melalui The Associated Press, menyebutkan bahwa delegasi dari beberapa sekutu Johnson yang paling tepercaya di Kabinet mengunjungi perdana menteri di 10 Downing Street untuk mendesaknya pergi, tetapi tetap tidak tergerak.


Menurut kantor berita tersebut, Johnson menolak saran untuk mencari jalan keluar yang bermartabat, dan memilih untuk tetap memperjuangkan karir politiknya, dengan alasan masalah yang sangat penting tengah dihadapi negara. Hal ini mengutip dari pernyataan sumber yang dekat dengan Johnson, di mana mengatakan ia memberi tahu rekan-rekannya akan ada "kekacauan" apabila PM berhenti.

Sebagaimana diketahui, pemimpin kabinet yang berusia 58 tahun itu sebelumnya telah berhasil menarik Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) dan mengarahkannya melalui wabah COVID-19. Di mana atas hal ini, Johnson dikenal karena kemampuannya untuk keluar dari titik sulit, berhasil tetap berkuasa meskipun ada tuduhan bahwa ia terlalu dekat dengan partai.

Salah satunya adalah, saat Johnson mampu bertahan, bahkan ketika 41% anggota parlemen Konservatif memilih untuk menggulingkannya dalam mosi tidak percaya bulan lalu.

Akan tetapi, pengungkapan terkait tuduhan pelanggaran seksual yang dilakukan Johnson terhadap seorang anggota parlemen sebelum dia mempromosikan pria itu ke posisi senior mendorongnya ke jurang. Maka dari itu, dalam mempertahankan posisinya, Johnson bahkan berusaha menentang matematika pemerintahan parlementer dan tradisi politik Inggris.

Apa yang dilakukan oleh Johnson itu disebut jarang dilakukan oleh seorang PM untuk mempertahankan kekuasaan dalam menghadapi banyak tekanan dari rekan-rekan Kabinetnya. "Dia (Johnson) menodai demokrasi kita, dan jika dia tidak melakukan hal yang benar dan pergi atas kemauannya sendiri, maka dia akan diseret keluar," tutur pemimpin Partai Nasional Skotlandia Ian Blackford kepada BBC, dilihat Kamis (7/7).

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait