Korea Selatan Pertimbangkan Rencana 'Kill Chain' yang Berisiko untuk Lawan Ancaman Nuklir Korut
Dunia

Presiden Korea Selatan tampaknya makin serius untuk mempertimbangkan 'Kill Chain' sebagai rencana menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Apa itu Kill Chain?

WowKeren - Korea Selatan menggelontorkan sumber daya ke dalam strateginya untuk mencegah serangan nuklir Korea Utara dengan mempersiapkan serangan pendahuluan jika memang diperlukan. Meskipun menurut beberapa ahli strategi itu dapat memperburuk perlombaan senjata mereka dan berisiko salah perhitungan selama konflik.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada bulan Mei, secara terbuka telah memberikan penekanan baru pada apa yang disebut sistem “Kill Chain” untuk melawan serangan nuklir Korea Utara. Pertama kali dikembangkan satu dekade lalu ketika Korea Utara menggenjot pengembangan nuklirnya, Kill Chain menyerukan serangan pendahuluan terhadap rudal Korea Utara dan mungkin kepemimpinan seniornya jika serangan yang akan terjadi terdeteksi.

Melansir Malaymail.com, sistem ini adalah cara yang logis tetapi sangat berisiko. Berpotensi tidak dapat diandalkan untuk mencoba melawan ancaman nuklir Korea Utara, kata beberapa pakar dan mantan pejabat. Ancaman implisit terhadap pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un sangat tidak stabil, kata Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.

“Saya dapat melihat mengapa pemenggalan kepemimpinan tergoda untuk Korea Selatan, tetapi mengancam untuk membunuh kepemimpinan negara bersenjata nuklir sangat berbahaya,” ungkap Ankit Panda.


Sementara Jeffrey Lewis, seorang peneliti rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS), menyebut rencana itu sebagai "rute paling masuk akal menuju perang nuklir di Semenanjung Korea." "Ini adalah rencana militer yang kemungkinan besar akan berhasil ..." katanya dalam sebuah posting di Twitter.

“Tetapi itu juga merupakan opsi yang paling mungkin untuk menciptakan dinamika eskalasi yang tidak terkendali dan memulai perang nuklir," sambungnya.

Yoon sebelumnya mengatakan meningkatkan sistem sangat penting untuk memastikan Korea Utara tidak pernah melancarkan serangan sejak awal. Bulan ini, pemerintahan Yoon mengumumkan pembentukan Komando Strategis pada tahun 2024 untuk mengawasi strategi serangan pendahuluan dan pembalasan. Termasuk persenjataan rudal balistik yang berkembang, pesawat tempur siluman F-35A dan kapal selam baru.

Korea Selatan juga berusaha mengembangkan satelitnya sendiri dan teknologi lainnya untuk mendeteksi target Korea Utara secara independen dari Amerika Serikat. Namun beberapa ahli mengatakan diragukan bahwa serangan pendahuluan dapat mencapai tujuannya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait