Coki Pardede memberikan tanggapan sinis terkait petisi tentang kebijakan WFH untuk kembali diberlakukan. Petisi itu menjelaskan bahwa WFO membuat kemacetan.
- Dessy Novitasari
- Selasa, 03 Januari 2023 - 20:19 WIB
WowKeren - Coki Pardede tampak memberikan tanggapan sinis terkait petisi kembalikan work from home (WFH). Petisi itu berjudul "Kembalikan WFH sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif" di situs change.org.
Kabar ini lantas dibagikan oleh akun folkative di Instagram. Coki Pardede kemudian menyinggung soal kelas menengah terkait petisi kembalikan WFH tersebut.
"Ini mah bisa bisaan nya kelas menengah aja. Kecuali kaki anda di amputasi gpp dah WFH, H nya Hospital," kata Coki Pardede di kolom komentar pada Selasa (3/1).
Tanggapan sinisi Coki Pardede itu langsung mendapat tanggapan dari netizen. "Priiiitttttt hahahahaha," komentar salah satu netter. "Bernada sekali tulisan anda paman," kata netter lain. "Kemarin di kasik di rumah 3 tahun pda bandel bosen,skrng udh di kasik bebas keluar udh gag ada ppkm malah minta di rumah,Wkwkwkwkw indah nya negri ku," ucap netter lain.
Diketahui, petisi itu sudah ditandatangani oleh ribuan orang. Petisi itu juga menuliskan keterangan mengapa ingin mengembalikan kebijakan WFH. Kebijakan itu berkaitan dengan kemacetan, polusi dan akhirnya membuat pekerja tak produktif dalam bekerja.
"Jarak rumah dengan kantor kebanyakan orang tak jauh berbeda dengan saya. Saya, misalnya, harus menempuh 20 kilometer buat ke kantor yang berarti setiap hari untuk pulang pergi harus saya tempuh 40 kilometer," bunyi keterangan petisi tersebut.
"Dua tahun bisa kerja dari rumah, ketika harus ke kantor lagi rasanya malah bikin tambah stress. WFO juga belum tentu membuat kita lebih produktif. Karena lamanya perjalanan, saya malah jadi lebih lelah, dan hasil pekerjaan tidak sebagus ketika saya bekerja dari rumah. Oleh karena itu, saya ingin meminta agar aturan wajib WFO 100% dikaji kembali. Sebagai pekerja, ada baiknya jika kita juga diberikan pilihan untuk dapat kerja dari rumah," sambung petisi itu.
(wk/dess)
