Mengaku hargai keberagaman dan Bhineka Tuggal Ika, klarifikasi yang diberikan oleh pihak Gojek malah memancing pro dan kontra di masyarakat.
- Luthfiatun Nisa
- Senin, 15 Oktober 2018 - 14:20 WIB
WowKeren - Bukan rahasia lagi jika orientasi menyimpang layaknya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) masih menjadi hal yang tabu di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini pula lah yang terlihat saat unggahan salah satu karyawan Gojek terkait LGBT berbuntut panjang.
Insiden ini bermula saat Brata Santoso, yang diketahui menjabat sebagai Vice President, Operations and Business Development di Gojek mengunggah status di akun Facebook miliknya pada Kamis (11/10) lalu. Dalam unggahannya tersebut, Brata menjelaskan bahwa Gojek mengadopsi kebijakan tidak mendiskriminasi LGBT walaupun statusnya sebagai perusahaan Indonesia. Ia juga mengungkapkan bahwa Gojek memiliki lebih dari 30 karyawan dan rekanan LGBT.
Nilai keberagaman itu tidak boleh di reduksi hanya kepada persoalan #LGBT. Keberagaman melampaui isu yg sebiji ini. Banyak nilai keberagaman yg lebih penting daripada hanya sekedar soal sex.
β Alwi Dahlan Ritonga (@rit_alwi) 14 Oktober 2018
Karna ulah si Brata ini maka muncul gerakan #UninstallGojekpic.twitter.com/8JDgDUIol2
Unggahan asli dari Brata Santoso sudah tidak bisa lagi ditemukan lagi di akun Facebook miliknya. Meski demikian, unggahan tersebut sudah menyebar luas di dunia maya. Alhasil, masyarakat Indonesia pun langsung menunjukkan reaksi yang beragam atas unggahan itu.
Sebagian besar mengaku begitu kecewa lantaran Gojek mempekerjakan karyawan LGBT. Bahkan setelahnya, tagar #uninstallgojek pun banyak bermunculan di platform Twitter.
Menanggapi hal ini, akhirnya pihak Gojek pun memberikan klarifikasi secara resmi terkait status yang diunggah oleh Brata Santoso. Manajemen Gojek mengklarifikasi bahwa unggahan tersebut bukankah pernyataan dari Go-Jek Indonesia, melainkan intepretasi pribadi Brata terhadap salah satu acara internal dengan tema keberagaman.
GO-JEK menjunjung tinggi keberagaman yang menciptakan persatuan dan keharmonisan, sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. pic.twitter.com/OQq7n1JmlF
β GO-JEK (@gojekindonesia) 13 Oktober 2018
"GO-JEK menjunjung tinggi keberagaman yang menciptakan persatuan dan keharmonisan, sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," tulis pihak Gojek melalui akun Twitter resmi mereka.
Namun sayangnya, unggahan ini justru kembali memicu polemik di kalangan pengguna aplikasi Gojek. Klarifikasi pihak Gojek dianggap sama saja mendukung LGBT dengan menggunakan kalimat keberagaman. Sejak cuitan tersebut dinggah pada 13 Oktober lalu, hingga kini masih banyak pengguna aplikasi Gojek yang melayangkan pro dan kontra.
Bye-bye @gojekindonesia Bye @GoFood .. Boss GoJek sdh membuat pilihan. Kami pun memilih.. #uninstallgojek
β Denny Permana (@dpermana) 12 Oktober 2018
Gojek dukung LGBT..kalau aku sih NO !#UninstallGojekpic.twitter.com/kxHmsBgLAV
β Rezim Dobol (@TrustWiyoto) 13 Oktober 2018
Maaf @gojekindonesia gue dah hapus akun mu. Masih banyak yang lainπ
β fahman (@dedifahman) 14 Oktober 2018
Semoga bisa berubah ya. Karna bukan cuma pelayanan aja, kita harus mikirin juga akhlaq serta cara berfikir yg positif. #UninstallGojek
"Maaf @gojekindonesia gue dah hapus akun mu. Masih banyak yang lainπ Semoga bisa berubah ya. Karna bukan cuma pelayanan aja, kita harus mikirin juga akhlaq serta cara berfikir yg positif. #UninstallGojek," cuit salah seorang pengguna.
Meski demikian, sebagian lainnya juga tak setuju untuk menghapus aplikasi Gojek. Pasalnya, banyak pengguna aplikasi yang tidak mempermasalahkan sikap manajemen Go-Jek tersebut. Bahkan ada yang menuduh pengguna lain hanya ikut-ikutan dengan anti LGBT dan tak memperhatikan dampaknya terhadap nasib pengemudi Gojek.
Yang mau #UninstallGojek, mohon saldo GoPay ditransfer ke saya dulu ya, biar gak mubazir. Terima kasih.
β Henry Manampiring (@newsplatter) 13 Oktober 2018
Jujur ayah q juga sambilan jadi seorang driver gojek. Dan q jd kepikiran gimana pendapatan ayah q kalo pada uninstall #UninstallGojek
β FaradillaPM (@dillasyndrome) 13 Oktober 2018
"Yang mau #UninstallGojek, mohon saldo GoPay ditransfer ke saya dulu ya, biar gak mubazir. Terima kasih," canda seorang netizen lain. "Jujur ayah q juga sambilan jadi seorang driver gojek. Dan q jd kepikiran gimana pendapatan ayah q kalo pada uninstall #UninstallGojek," imbuh lainnya.
Selain #UninstallGojek, mari kita jauhi produk-produk ini juga, oh iya Twitter, Facebook, Instagram, dan Whatshapp juga jangan lupa. Hiya hiya hiyaaaa! π pic.twitter.com/hlqdwq8u8T
β NEG (@negativisme) 13 Oktober 2018
Bahkan lucunya, ada pula yang menyebut bahwa sikap pengguna yang menghapus aplikasi Gojek dinilai terlalu kekanak-kanakan. Pasalnya, sebagian besar aplikasi maupun platform yang sering digunakan dan diunduh oleh warga Indonesia merupakan pendukung LGBT.
"Selain #UninstallGojek, mari kita jauhi produk-produk ini juga, oh iya Twitter, Facebook, Instagram, dan Whatshapp juga jangan lupa. Hiya hiya hiyaaaa! ," sindir salah salah satu pengguna Twitter.
(wk/luth)