Viral Remaja Mabuk Rebusan Pembalut, Ini Efek Mengerikan yang Justru Dirasakan
Thinkstock
Nasional

Remaja di Jawa Tengah nekat mencari pengganti narkoba yang murah, tren mabuk memakai air rebusan pembalut juga ditemukan di Jawa Barat.

WowKeren - Para remaja di Jawa Tengah tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah mendapatkan laporan mengenai adanya tren mabuk-mabukan oleh beberapa remaja di sana. Bukan sabu, remaja di Jawa Tengah tersebut membuat tren nge-fly dengan cara menghirup air rebusan pembalut wanita.

Mengerikannya, tren mabuk menggunakan air rebusan pembalut ini ternyata tak hanya terjadi di Jawa Tengah saja. Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Inspektur Jenderal Arman Depari, menyatakan bahwa pihaknya juga menemukan tren ini terjadi di sejumlah daerah lain. "Tidak hanya di Jawa Tengah, tapi di Jawa Barat, dan sekitar Jakarta juga," terang Armand di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis (8/11).

Berdasarkan keterangan Armand, para remaja ini diduga menggunakan air rebusan pembalut sebagai pengganti narkoba. Akan tetapi, hal ini juga masih menjadi penyelidikan polisi. "Kami menemukan bahwa ada anak-anak muda kita yang menggunakan kain pembalut wanita yang direbus kemudian airnya diminum sebagai bahan pengganti narkoba. Namun ini masih dalam pendalaman kita," sambung Armand.

Sementara itu, dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) memberikan keterangan bahwa fenomena nge-fly dengan air rebusan pembalut ini sudah terjadi cukup lama. Ia juga menjelaskan perihal kandungan zat-zat kimia tertentu dalam pembalut yang bisa membuat para remaja ini nge-fly. Namun, ia menduga adanya zat tambahan dari air rebusan tersebut karena seharusnya produk pembalut yang beredar di pasaran haruslah bebas zat kimia.


"Jadi memang di pembalut suka ada zat-zat kimia tertentu, dari chlorine sampai turunan alkohol. Tergantung merek tentu saja," terang dr Hari dilansir Detik pada Kamis (8/11). "Setahu saya belum pernah ada yang ngetes air rebusan pembalut dan pampers yang dipakai buat tujuan rekreasional tersebut. Ini yang barangkali perlu menjadi perhatian pihak-pihak terkait. Karena pembalut dan pampers yang saya tahu ada persyaratan harus bebas zat kimia tertentu."

Di sisi lain, Psikolog Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, Indra Dwi Purnomo, menjelaskan mengenai efek mengerikan jika melakukan tren ini. Banyak remaja yang akhirnya berhenti pada percobaan kedua karena merasakan efek seram yang tidak bisa mereka definisikan itu. "Mereka menuturkan fly, kepala ringan, dan halusinasi tapi seram. Mereka sulit menuturkan kengeriannya. Mereka coba dua kali kemudian berhenti," jelas Indra ditemui di kantor BNNP Jateng, pada Rabu (7/11) kemarin.

Parahnya, tren mabuk-mabukan dengan rebusan pembalut ini justru dilakukan dengan semakin ekstrem. Berdasarkan pengakuan para penenggak rebusan pembalut, mereka sering menambahkan obat-obatan lain dengan asal. Ada pula yang nekat menggunakan pembalut bekas pakai.

Indra menjelaskan bahwa para remaja ini berusia sekitar 13 hingga 16 tahun. "Mereka mengaku efeknya mendekati efek sabu, padahal sebenarnya tidak. Dari sisi psikologis, mereka ini remaja dan sifatnya ingin coba-coba, jadi cari yang menurut mereka murah. Ada juga yang pakai popok bayi," pungkas Indra.

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru