Masa Depan Terancam, INACA Minta Pemerintah 'Jaga' Maskapai Nasional
Nasional

Publik semakin mengeluhkan tarif maskapai nasional yang kian mahal.

WowKeren - Masalah yang harus dihadapi oleh maskapai nusantara ternyata masih belum selesai. Pasalnya, sejumlah maskapai nasional saat ini dalam kondisi terancam.

Untuk itu, Ketua Indonesia National Air Carrier Association ( INACA) Ari Askhara meminta pemerintah melindungi maskapai nasional. Sebab jika maskapai nusantara tak diproteksi, maka hal ini akan mengancam masa depan penerbangan Indonesia.

Ia menyarankan pemerintah agar tidak terlalu luwes dalam memberikan slot kepada maskapai asing untuk mengakses bandara dan hub. Sebab, hal ini dikhawatirkan akan sangat berdampak pada eksistensi maskapai nasional.

"Pemerintah harus memproteksi maskapai nasional," ujar Ari di Jakarta, Selasa (15/1). "Jangan terlalu gampang memberikan slot kepada maskapai asing untuk bandara kita dan juga ke hub kita."

Saat ini, ada 11 maskapai nasional yang sedang berjuang untuk mempertahankan eksistensi mereka di dunia penerbangan Indonesia. Untuk itu, ia meminta pemerintah untuk tidak menambah pemain baru lagi dalam penerbangan nasional. Sebab jika tidak, hal ini akan membuat kondisi maskapai domestik semakin sulit.


"Dan juga jangan menambah pemain di maskapai nasional," lanjut Ari. "Karena ini sudah 11 maskapai nasional sudah megap-megap semua, jangan ditambah lagi."

Kondisi maskapai domestik juga semakin dipersulit dengan mahalnya biaya bahan bakar. Sehingga, Ari juga berharap kepada pemangku kepentingan, dalam hal ini Pertamina, untuk menurunkan harga avtur sebesar sepuluh persen. Selain ke Pertamina, Ari meminta pihak Airnav untuk menurunkan tarif kebandarudaraan sebesar tiga puluh persen.

"Tetap kita minta, tetapi itu kewenangan dirut AP I dan II, Airnav dan Pertamina," imbuh Ari. "Kami hanya meminta, kalau meminta enggak harus memaksa. Kalau yang AP I dan II serta Airnav kita meminta (penurunan biaya kebandarudaraan) sekitar 30 persen, kalau Pertamina kita minta (harga avtur turun) 10 persen."

Publik semakin mengeluhkan mahalnya tarif penerbangan nasional. Ari juga mengatakan bahwa kondisi maskapai nusantara yang tidak baik ini dipicu oleh semakin melemahnya nilai tukar rupiah. Sedangkan pengeluaran maskapai sendiri terhitung dalam kurs USD.

"Semua masyarakat juga tahu pembayaran kami dari komponen biaya variabel," terang Ari. "Semua komponen biaya dalam USD. Sedangkan dari kursnya sendiri berfluktuasi."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait