Jokowi Cabut Remisi, Kakak Pembunuh Wartawan Bali: Presiden Seperti Anak Kecil
Nasional

Kakak kandung terdakwa pembunuhan wartawan Bali, I Nengah Arnawa, mengaku kecewa dengan keputusan Presiden Jokowi.

WowKeren - Presiden Joko Widodo telah resmi mencabut remisi terhadap I Nyoman Susrama, terdakwa pembunuhan wartawan Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa. Pencabutan tersebut dilakukan Jokowi tepat pada Hari Pers Nasional (HPN), Sabtu (9/2).

Menanggapi keputusan tersebut, kakak kandung sang terpidana, I Nengah Arnawa, mengaku kecewa. Menurut Arnawa, Jokowi tak konsisten dengan pemberian remisi tersebut.

"Intinya kami melalui media mengimbau Presiden supaya bijaksana, jangan sudah diputuskan, seperti anak kecil jadinya," ujar Arnawa dilansir Kumparan, Sabtu (9/2). "Sudah diputuskan dan dicabut lagi."

Arnawa menilai bahwa pencabutan remisi tersebut tidak adil. Pasalnya, menurut Arnawa, remisi sudah melalui proses dan pertimbangan yang matang.

"Kami harapkan konsisten, apa yang sudah diputuskan dilaksanakan kan begitu," terang Arnawa. "Kami sebenarnya merasakan kekecewaan kalau memang benar dicabut, itu kan tidak adil."


Sebelumnya, pemerintah berencana memberikan remisi dari pidana seumur hidup menjadi 20 tahun. Potongan tersebut diberikan karena Susrama telah berkelakuan baik selama dipenjara.

Terkait dengan kasus pembunuhan Bagus Narendra, Arnawa yakin bahwa sang adik bukanlah pelakunya. Sehingga ia mengaku siap untuk mencari pembunuh Bagus Narendra yang sebenarnya.

"Kalau memang membunuh, hukum mati pun tak apa saya, kalau memang benar membunuh. Saya yakini itu saat ini adik saya dengan keponakan saya tidak membunuh," tegas Arnawa. "Kami kan sudah bilang, sumpah, kami siap melayani kalau memang ada yang berkeberatan. jadi kalau memang bisa seperti itu mari kita bersama sama mencari pembunuh aslinya, pembunuh yang sebenarnya, jadi jangan kita ini diskriminasi."

Arnawa lantas menuturkan bahwa Presiden mencabut remisi Susrama karena adanya tekanan dari beberapa pihak. Meski demikian, ia mengaku tetap menghormati keputusan Jokowi.

"Tentu kami sebenarnya keberatan dan itu sudah keputusan presiden. Artinya, ini terjadi diskriminasi, penekanan. Itu kan tidak benar dalam proses hukum kita, ada penekanan seperti itu," jelas Arnawa. "Ini kan diputuskan secara baik. Kami juga enggak ingin ada tekanan. Keluarga hanya ingin mencari keadilan saja. Tapi ternyata keadilan di dunia ini semu, kalau gitu."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru