1. Upacara Melasti yang Dilakukan 3 atau 2 Hari Menjelang Nyepi

Upacara melasti merupakan ritual pensucian diri dan lingkungan. Upacara ini dapat didefinisikan sebagai menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta merta atau air kehidupan.

Masyarakat akan datang secara berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut. Mereka akan membawa perangkat-perangkat keramat peribadahan, yakni arca, pratima dan pralingga dari pura yang ada di wilayah masing-masing untuk disucikan. Mereka juga akan menyiapkan sesajian sesuai kemampuan masing-masing. Setelah itu, pemuka agar per-kelompok akan memimpin upacara hingga selesai.

2. Saksikan Tawur Agung Kesanga Sehari Sebelum Nyepi

Upacara agama lainnya yang dapat kalian saksikan adalah tawur agung kesanga. Tawur memiliki arti mengembalikan sari-sari alam yang telah digunakan manusia. Sari-sari alam dikembalikan melalui upacara ini yang dipersembahkan kepada para Butha. Hal ini bertujuan akan para Butha tidak mengganggu manusia sehingga bisa hidup secara harmonis.

Pelaksanaan tawur agung kesanga ini dilakukan pagi atau siang hari. Mulai dari tingkat provinsi di Pura Besakih kemudian kabupaten di Catuspata. Untuk tingkat kecamatan menggunakan caru panca sanak, desa dengan caru panca sata, serta banjar atau dusun dengan caru eka sata.

Caru kemudian dilanjutkan di rumah masing-masing. Pelaksanannya harus selesai sebelum pengerupukan.

3. Pengerupukan Dilakukan Setelah Tawur Agung Kesanga

Pengerupukan merupakan upacara yang dilakukan untuk mengusir Butha atau segala hal yang bersifat buruk yang dilakukan senja hari di sekitar tempat tinggal. Upacara ini dilakukan dengan menyebar-nyebar nasi tawur, mengobor-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyembur rumah dan pekarangan dengan mesiu serta memukul benda-benda apa saja yang menghasilkan bunyi keras hingga bersuara ramai.

Di Bali sendiri, pengerupukan cukup meriah dengan adanya pawai ogoh-ogoh perwujudan Bhuta yang diarak keliling lingkungan sekitar. Ogoh-ogoh tersebut kemudian dibakar dengan tujuan mengusir Butha dari lingkungan mereka. Acara ini menjadi salah satu yang sangat ditunggu-tunggu wisatawan. Kalian juga enggak boleh melewatkannya, ya!

4. Catur Brata Penyepian

Sesuai namanya, Nyepi berarti tidak melakukan apa-apa dengan tujuan merenungkan dan menenangkan diri di tahun baru. Saat Nyepi, terdapat beberapa aturan yang wajib dilakukan. Pertama amati karya, semua orang termasuk para wisatawan tidak boleh melakukan aktivitas apapun di luar rumah termasuk bekerja.

Keduan, amati geni, seluruh umat hindu tidak boleh menyalakan apa atau lampu. Sebenarnya, api yang dimaksudkan mengarah pada api dalam diri yang berarti kemarahan, iri hati dan pikiran tidak baik. Sebagai simbol, umat Hindu melaksanakannya dengan cara tidak menyalakan itu. Nah, lampu jalan di beberapa titik di Bali saat Nyepi juga akan dipadamkan, lho.

Ketiga, amati lelungan, seluruh masyarakat Hindu tidak boleh melakukan perjalanan. Hal tersebut lantaran dengan tidak bepergian, alam akan tenang tidak ada gangguan hidup manusia yang sehari-hari mengotori bumi. Hal ini sebagai permohonan maaf terhadap bumi karena selama hidup manusia tidak dapat hidup jika tak merusak alam.

Keempat, amati lelanguan, umat Hindu tidak boleh bersenang-senang saat Nyepi. Saat Nyepi, masyarakat haru mengorbankan kesenangannya untuk memusatkan pikiran terhadap da Sanghyang widhi. Penyepian ini mulai dilakukan pada saat matahari fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya.

5. Saatnya Berkumpul Bersama Keluarga atau Teman saat Nyepi

Nah, buat yang tidak ikut merayakan Nyepi, kalian dapat memanfaatkan masa ini untuk lebih dekat dengan keluarga atau pun teman. Berkumpul bersama dan melupakan pekerjaan serta sosial media menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi hari itu. Apalagi internet di Bali juga akan diputus saat Nyepi.

Penghentian layanan internet tersebut diharap dapat mendukung kekhusyukan para umat Hindu di Bali dalam menjalankan ibadah. Hal tersebut lantas telah dipastikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Kepastian ini merujuk pada Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI yang menindaklanjuti Surat Gubernur Bali Nomor 027/1342/Set/Diskominfos tanggal 21 Februari 2019 perihal Bebas Internet pada Hari Suci Nyepi.

"Layanan akan diputus selama 24 jam, yang dimulai dari hari Kamis, 7 Maret 2019 pukul 06.00 WITA sampai Jumat, 8 Maret 2019 pukul 06.00 WITA," jelas Darmawa. "Saya mengharapkan semoga umat lain yang berdomisili di Bali pada saat itu juga bisa menghormati keputusan ini."

6. Melihat Bintang Lantaran Polusi Asap dan Cahaya yang Berkurang

Saat Nyepi, hal yang enggak boleh kalian lewatkan adalah melihat indahnya bintang-bintang yang bertebaran di langit Bali. Karena cahaya dari lampu gedung, jalanan dan lainnya padam, bintang-bintang jadi terlihat jelas. Seperti diketahui, cahaya dari lampu saat malam hari mengurangi kemampuan kita untuk melihat keindahan malam. Hal ini yang membuat kita tidak dapat melihat bintang di langit.

Malam indah bertabur bintang mungkin hanya dapat kalian saksikan saat Nyepi di Bali. Selain itu, polusi dari asap kendaraan yang saat Nyepi juga berkurang bahkan tidak ada membuat udara bersih dan pandangan ke langit lebih jernih.

7. Saksikan Ngembak Geni dan Omed-Omedan Setelah Nyepi

Prosesi Nyepi akan diakhiri dengan dua upacara yakni ngembak geni dan omed-omedan pada keesokan harinya. Pasa ngembak geni, umat Hindu akan bersilaturahmi sebagai bentuk permohonan maaf bila ada kesalahan yang diperbuat dan telah direnungkan saat catur brata penyepian.

Lalu ada omed-omedan, upacara yang sudah menjadi turun-temurun dan menarik banyak minat wisatawan. Tradisi ini akan diikuti oleh pemuda dan pemudi yang belum menikah. Setelah sembahyang bersama, mereka akan dibagi menjadi dua kelompok, yakni laki-laki dan perempuan. Mereka nantinya digendong dan saling berhadapan.

Setelah diberi aba-aba, kedua kelompok saling berdekatan, kemudian dua peserta yang digendong akan berpelukan, ciuman dan disiram. Kemudian ditarik oleh peserta lain. Tradisi ini bukan untuk mengumbar nafsu birahi, ya. Acara tersebut menunjukkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang erat.

Tradisi ini ditonton ratusan orang yang rela basah-basahan. Mereka yang menyaksikan hanya dapat tertawa lepas karena keseruan yang dihadirkan. Nah, kalian juga enggak boleh ketinggalan menyaksikan tradisi ini, ya!