Psikolog Dedy Susanto meminta pelaku penganiayaan Audrey diberi efek jera. Ia juga meminta kepada pihak berwajib untuk mengawal kasus Audrey dengan benar.
- Silmi Amalia Fidareni
- Rabu, 10 April 2019 - 15:50 WIB
WowKeren - Kasus penganiayaan yang menimpa siswi SMP bernama Audrey mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Siswi asal Pontianak itu dianiaya oleh 12 siswi SMA dan dikabarkan bermotif asmara.
Masyarakat Indonesia juga tengah membicarakan perkara rumor yang menyatakan jika Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah ( KPPAD) Kalimantan Barat menyarankan jalan damai. Namun, hal itu sudah dibantah oleh pihak KPPAD.
Menanggapi kasus ini, psikolog Dedy Susanto menyatakan jika trauma yang dialami Audrey cukup parah. Dedy menyebutkan jika jenis trauma yang dialami Audrey merupakan jenis yang belum bisa ditangani oleh therapist Indonesia. Untuk itu, psikolog yang juga seorang motivator ini meminta agar pelaku pengeroyokan Audrey ditindak dengan benar.
"Kami ingin Audrey mendapatkan keadilan. Pelaku tidak bisa dibiarkan begitu saja. Trauma jenis ini setahu saya belum ada therapist yang bisa tangani di Indonesia. Setidaknya ia bisa melihat keadilan," tulis Dedy dalam foto unggahan Instagram pada Selasa (9/4) kemarin. "Diselesaikan dengan kekeluargaan? Yakin kalau ini terjadi pada pelaku lalu keluarganya akan diam saja?"
Dedy juga mengomentari tindakan pelaku pengeroyokan Audrey. Ia menuntut ada keadilan dan memberikan efek jera bagi para pelaku penganiayaan.
"Orang itu tidak ada rasa bersalah loh, harus ditindak agar tdk ada korban berikutnya. Sudah sekejam itu tidak ada rasa bersalah, ini gangguan psikologis," tulis Dedy dalam keterangan unggahan Instagram. "Bila tidak ada treatment khusus alam bawah sadarnya akan tersugesti “oh ternyata gpp gua zhalim begini” merajalela lah dia nanti."
Di sisi lain, warganet merasa muak dengan tingkah laku pengeroyok Audrey. Diketahui, mereka masih sempat menggunggah foto-foto mereka saat tengah diperiksa di kantor polisi.
(wk/silm)