Puluhan Petugas KPPS Meninggal, Ketua MK: Saya Juga Berdosa Karena Ikut Memutuskan
Nasional

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, menyebut bahwa dirinya turut merasa berdosa telah memutuskan penyelenggaraan Pemilu 2019 dilakukan secara serentak.

WowKeren - Pesta demokrasi terbesar di Indonesia ternyata harus memakan korban. Terdapat puluhan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia di sejumlah tempat di Indonesia.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, lantas menyebut bahwa dirinya turut merasa berdosa telah memutuskan Pemilu 2019 diselenggarakan secara serentak. Ia juga mengaku bahwa Pemilu 2019 merupakan agenda yang tersulit di dunia.

"Saya merasa ikut berdosa karena saya ikut memutuskan," tutur Anwar di Bogor pada Senin (22/4). "Kalau tidak salah sudah 45 orang petugas KPPS dan 15 orang polisi yang meninggal dunia (saat pemilu)."

Menurut Anwar, salah satu pertimbangan keputusan untuk melaksanakan Pemilu serentak adalah efisiensi waktu dan anggaran. Namun ternyata dalam pelaksanaannya, anggaran Pemilu lebih banyak dari perkiraan awal.


"Saya begitu pulang dari TPS, ternyata (sadar) betapa sulitnya Pemilu. Tapi putusan hakim MK pun bukan firman Tuhan, konstitusi saja bisa diamandemen," jelas Anwar. "Ternyata anggaran pemilu (juga mencapai) sekitar Rp 35 triliun."

Tak hanya itu, Anwar juga menceritakan pengalaman pribadinya sebagai salah satu pemilih di Pemilu 2019. Ia mengaku merasa kesulitan di bilik tempat pemungutan suara (TPS) lantaran terlalu banyak pihak yang harus dicoblos.

"Kebetulan saya memilih di wilayah Tangsel (Tangerang Selatan), masuk Banten," terang Anwar. "Jadi dari tingkat kesulitan memang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika yang kita tau sebagai mbahnya demokrasi."

Meski demikian, Anwar dengan tegas mengungkap bahwa dirinya tak menyesali keputusan Pemilu serentak tersebut. Ia pun memastikan pelaksanaan Pemilu 2019 dijadikan bahan evaluasi pada bulan depan. Ia pun berharap agar seluruh pihak menerima hasil yang akan diumumkan komisi pemilihan umum (KPU) pada 22 Mei 2019 mendatang.

"Tapi sudah lah, ini sudah terjadi. Ini bahan evaluasi ke depan," jelas Anwar. "Tugas berat masih menanti kami, saya terus terang selalu berharap mudah-mudahan pemilu ini, terutama Pilpres tidak bermuara ke MK."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait