Temui Fadli Zon, Keluarga Harun Rasyid Korban Rusuh 22 Mei Ngaku Dilarang Menuntut
Nasional

Saat ke RS Polri untuk mengambil jenazah Harun, pihak keluarga disodori surat. Isi surat tersebut menjamin agar keluarga tak menuntut di kemudian hari serta poin autopsi.

WowKeren - Keluarga mendiang Harun Rasyid yang menjadi korban kerusuhan Aksi 22 Mei menemui Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Pertemuan tersebut digelar di Gedung DPR, Senayan, pada Senin (27/5).

Dalam kesempatan tersebut, ayah mendiang Harun, Didin Wahyudin, menyampaikan keluh kesahnya terkait kematian sang anak. Didin mengaku diminta untuk menandatangani pernyataan tidak akan menuntut kematian Harun saat mengambil jenazah sang anak.

Awalnya, Didin datang ke RS Polri pada Kamis (23/5) malam. Ia pun lantas diminta untuk kembali pada Jumat (24/5) jika mau mengambil jenazah Harun. Pasalnya, RS Polri meminta keluarga menyertakan surat pengantar dari Polres Jakarta Barat. Akhirnya Didin menyerahkan urusan tersebut pada sang adik.

"Yang saya bingung, waktu mengambil jenazah anak saya sulit sekali. Kenapa mengambil jenazah saja harus besok (Jumat)," tutur Didin. "Padahal malam itu saya pengin sekali anak saya buru-buru dibawa pulang."

Saat kembali ke RS Polri untuk mengambil jenazah Harun keesokan harinya, pihak keluarga disodori surat. Isi surat tersebut menjamin agar keluarga tak menuntut di kemudian hari serta poin autopsi.


"Satu hal di situ ada pernyataan keluarga korban tidak boleh menuntut siapa pun, apa pun," ungkap Didin. "Dan kedua, untuk dilakukan autopsi. Itu digabung. Jadi bingung harus tanda tangani yang mana adik saya."

Meski sempat bingung, Didin mendesak agar Harun segera dipulangkan. "Memutuskan untuk tanda tangan," ujar Didin.

Meski demikian, Didin mengaku RS Polri tidak memberikan hasil autopsi. Jenazah Harun sendiri tiba di tangan keluarga dengan kondisi sudah terkafani.

"Setelah sampai rumah, saya minta buka semua itu kafan, tapi dilarang sama keluarga saya. Kata bapak saya katanya kasihan, sudah dua hari dua malam," jelas Didin. "Padahal saya pengin dimandikan lagi dan saya siap memandikan lagi. Tapi karena sudah terlalu sore, sudah jam 3 sampai rumah. Saya lihat wajahnya saja, setelah itu dimakamkan."

Diketahui, mendiang Harun tewas di jembatan layang Slipi, Jakarta Barat, saat aksi rusuh 22 Mei. Penyebab kematian Harun pun masih belum diketahui.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru