Dewan Pendidikan Surabaya Tak Yakin Sistem Zonasi Bisa Hapus Label 'Sekolah Favorit'
Nasional

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap agar dengan diterapkannya sistem zonasi saat PPDB, bisa menghilangkan pelabelan 'sekolah favorit'.

WowKeren - Salah satu tujuan pemerintah menerapkan sistem zonasi saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah untuk pemerataan pendidikan. Dengan begitu, sudah tidak akan ada lagi yang namanya sekolah favorit.

"Toh, kalau nanti anaknya itu sekolah masuk sekarang di antara sekolah favorit itu teman-temannya juga tidak lagi seperti dulu," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Gedung DPR pada Senin (24/6). "Karena sudah tidak ada lagi. Sekolah yang sekarang ini isinya hanya anak-anak tertentu."

Namun, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya kurang sependapat dengan hal itu. Menerapkan sistem zonasi tak serta merta bisa menghilangkan label sekolah favorit. Sebab, label tersebut diberikan oleh masyarakat melalui sebuah proses yang panjang.

Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menjelaskan bahwa sistem zonasi ini lebih kepada pemerataan mutu pendidikan. Dengan sistem ini, jurang perbedaan antara sekolah bermutu dan tidak bermutu bisa semakin diperkecil.


"Kalau favorit, tidak favorit itu soal labelling yang diberikan masyarakat pada sebuah sekolah atas sebuah proses yang panjang yang ditunjukkan oleh sebuah sekolah itu," kata Martadi dilansir dari Detik, Senin (24/6). "Saya menyebut bukan menghapus favorit atau tidak favorit, tapi menghapus sekolah yang bermutu dan tidak bermutu itu jaraknya dipersempit karena problem kita ini kan disparitas mutu."

Oleh sebab itu, Martadi menilai bahwa penerapan sistem zonasi tidak bisa menjamin terhapusnya label sekolah favorit dan tidak favorit. Namun paling tidak, pemerintah bisa mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar sekolah satu dengan lainnya.

"Apakah dengan begitu bisa menjamin masyarakat tidak melabeli sekolah favorit dan tidak favorit? Saya tidak yakin," tutur Martadi. "Karena favorit dan tidak favorit itu label dari masyarakat. Tapi setidaknya mutu bisa menjadi lebih merata."

Terkait banyaknya siswa yang meskipun memperoleh nilai ujian tinggi namun gagal mendaftar di sekolah favorit, Martadi menyebutnya sebagai risiko penerapan sistem zonasi. "Tapi risikonya sekolah yang bermutu ini bisa saja kemudian anak turun sedikit. Kemudian agak lebih dipersempit," lanjut Martadi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru