Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Tjahya Widayanti menuturkan bahwa pasokan cabai ke Pasar Induk Kramat Jati menurun dari 100-125 ton menjadi 90 ton per hari.
- Zodiak Yanuarita
- Senin, 08 Juli 2019 - 09:15 WIB
WowKeren - Meski bukan makanan pokok, cabai menjadi bahan kebutuhan makanan yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia. Sayangnya, harga cabai di pasaran kini terus merangkak naik.
Hal tersebut terjadi lantaran suplai cabai yang terbatas dari sejumlah sentra produksi. Padahal, Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya pernah mengklaim bahwa produksi cabai terkendali.
Meski demikian, sejauh ini masih belum ada rapat koordinasi di tingkat Kementerian Bidang Perekonomian terkait penugasan penyerapan suplai cabai oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Tjahya Widayanti. "Suplai dari sentra produksi masih terbatas ya," kata Tjahya dilansir dari Republika, Senin (8/7).
Suplai yang terbatas tak ayal membuat harga cabai kian melonjak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Juli pekan pertama, hara cabai merah eceran tercatat sebesar Rp 62.099 per kilogram. Angka tersebut mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 21,76 persen.
Berdasarkan pantauan Kemendag di pasar Induk Jakarta, Tjahya mengatakan bahwa harga cabai pada Jumat (5/7) cenderung mengalami kenaikan dibanding pekan sebelumnya. Harga cabai berada pada kisaran Rp 55 Ribu per kilogram atau naik sebesar 5,77 persen.
Kenaikan juga terjadi pada harga cabai merah keriting yang berada di level Rp 49 ribu per kilogram. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 8,89 persen dari pekan sebelumnya.
Masih dilansir dari Republika, harga cabai di Cibubur Jakarta pada Minggu (7/7) bahkan sudah mencapai angka Rp 70 ribu per kilogramnya. Tjahya menyebutkan bahwa pasokan cabai ke Pasar Induk Kramat jati turun dari yang normalnya sebesar 100-125 ton menjadi 90 ton per hari.
(wk/zodi)
