Pemerintah Ungkap Alasan Harga Garam Anjlok Rp 300/Kg, Minta Petani Tak Asal Produksi
Nasional

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono menilai bahwa garam yang diproduksi oleh petani lokal kualitasnya masih di bawah standar.

WowKeren - Petani garam mengeluhkan harga garam lokal yang kian terpuruk. Penurunan harga yang signifikan membuat garam hanya dihargai Rp 300/kg. Terkait hal ini, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono memberikan penjelasan.

Agung mengatakan bahwa rendahnya harga garam lokal disebabkan karena menurunnya kualitas garam itu sendiri. Kandungan natrium klorida (NaCl) pada garam lokal tidak memenuhi standar mutu garam nasional. Ia menyebut bahwa kualitas garam tingkat petani masih di bawah 94 persen.

"Garam rakyat yang diproduksi petambak masih di bawah standar kualitas garam nasional," tutur Agung di Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (12/7). "Semestinya kualitas garam nasional harus di atas kadar NaCl 94 persen."

Penurunan kualitas garam ini pada akhirnya berimbas pada munculnya garam berkualitas KW 2 dan KW 3. Padahal, produksi garam nasional seharusnya memiliki kualitas KW 1 dengan standar NaCl 99 persen. Namun, para petani justru meminta garam mereka untuk diberi harga standar.


"Kondisi yang selama ini masalahnya sepele, barangnya tidak sesuai dengan standar mutu," jelas Agung. "Tapi petambak minta dihargai dengan harga standar."

Padahal, produksi garam memainkan peran yang sangat penting bagi industri lain di Indonesia. Dikatakan Agung, ada sekitar 400 industri yang proses produksinya bergantung pada garam. "Tanpa ada garam 400 industri akan terganggu prosesnya produksinya," ujarnya.

Selanjutnya, petani garam lokal diharapkan bisa meningkatkan kualitas garam mereka agar sesuai standar. "Kita harus mendorong dan mengedukasi petambak garam untuk tidak sekadar memproduksi garam," imbuh Agung.

Sementara itu, PT Garam akan menitikberatkan penyerapan garam dengan kualitas K1. Direktur Operasi PT Garam Hartono menilai hal itu bertujuan agar petani tidak memproduksi garam secara asal-asalan.

"Penyerapan PT Garam kita titik beratkan K1, kenapa kita pengin ada pembelajaran kepada petani supaya tidak memproduksi garam asal-asalan," kata Hartono di Jakarta, Jumat (12/7). "Jadi, selain menyerap ada edukasi ke sana."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru